Career switch atau banting setir dalam karier menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Banyak yang berani mengambil keputusan untuk banting setir, namun ada juga yang ragu-ragu atau bahkan memilih untuk tetap jalan di tempat atau stagnan. Dari keputusannya yang diambil tadi, ada yang lebih sukses kariernya, ada pula yang sebaliknya.
Pengalaman masing-masing orang akan berbeda, terkait dengan alasan mengambil putusan untuk banting setir karier. Namun setidaknya, bila dibuat cluster akan terkelompok:
Pertama, termotivasi untuk lebih berkembang. Ada pribadi yang dinamis. Ia sepertinya tidak pernah "puas" dari apa yang menjadi capaiannya.
Ketika merasa sudah bekerja di tempat yang menurutnya sudah maksimal bekerja, meski dengan fasilitas yang bagus diterima, jiwanya tetap ingin berkembang. Maka, seolah ia membuat tantangan untuk dirinya, mencoba di bidang lain dan lebih sukses.
Kedua, merasa bahwa zona zaman bukan lagi sebagai tujuan dalam karier.Â
Pribadi yang demikian terdorong oleh jiwa dinamis yang menganggap perlunya pengembangan kemampuan tidak hanya pada satu bidang, namun akan lebih bagus bila bidang-bidang yang lain, meski tidak serumpun, siap untuk dijajaki, dicoba dengan penuh keyakinan.Â
Ia rela meninggalkan zona zaman demi tercapainya ambisi positif dalam kariernya.Â
Ada semacam target pencapaian diri yang ingin di raih, meskipun harus memulai sesuatu dari nol, namun diyakini itu menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Ketiga, ada semacam kepuasan batin, ketika bekerja tidak hanya pada satu bidang dalam rumpun yang sama.Â
Namun dengan perluasan bidang yang terkuasai akan menjadi modal ke depan menjadi orang yang lebih sukses bila di banding dengan menguasai satu bidang yang dikuasai.Â