Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Indahnya Panorama dari Balik Jendela Kereta Ciremei

15 Mei 2023   18:54 Diperbarui: 19 Mei 2023   15:58 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin pagi, start dari Stasiun Pekalongan sekitar jam 08.45, dengan kereta Api Ciremei saya bertolak ke Bandung untuk kegiatan pekerjaan. Tidak begitu banyak penumpang yang ada satu gerbong dengan saya, yaitu di gerbong 4. Ketika perlahan kereta berjalan, saya menyempatkan mengambil foto di peron. Pikir saya : siapa tahu ini menjadi start awal artikel yang bisa saya tulis untuk perjalanan kali ini.

Sepanjang perjalanan, Pekalongan sampai dengan Stasiun Cikampek, sepertinya biasa-biasa saja. Tidak ada yang menarik untuk ditulis. Baru ketika sampai stasiun Cikampek, saya sempatkan telusur google, mencari info tentang perjalanan yang akan dilalui Kereta Ciremei yang saya tumpangi tersebut. 

Nah, ini ada hal yang menarik. Dari telusur tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa sepanjang perjalanan dari Stasiun Cikampek sampai ke Stasiun Bandung, sekitar 2 jam perjalanan tersebut akan melewati rel kereta yang berkelok, membelah bebukitan dan masuk ke terowongan bersejarah, yaitu terowongan Sasaksaat.

Foto Dokumen Pribadi
Foto Dokumen Pribadi

Dengan berbekal pada Informasi tersebut, kamera HP saya stand by kan. Lepas dari stasiun Cikampek, setelah lepas dari Stasiun Purwakarta, benar, liukan kereta api mulai masuk dan membelah bebukitan, ngarai yang dalam, sehingga kereta berjalan di atasnya bagai ular yang meliuk. Pemandangan hijau, sawah dan ladang yang berterasering, sungguh menakjubkan dengan backgroud bukit atau pegunungan. 

Ada beberapa stasiun kecil yang dilewati, namun kereta tetap melaju tidak berhenti. Beberapa jembatan yang kokoh tertopang dari kontruksi baja, memberi ruang bagi kereta berjalan di atasnya. Saat itulah momen, seperti berada diketinggian yang berjalan, memandang ke arah hijau pepohonan serta perkampungan yang terselip di balik rerimbunan pohon tadi.

Setelah hampir satu jam perjalanan, belum juga masuk ke daerah Sumur Bandung yang saya tunggu. Saya berusaha untuk mengambil posisi, bila nanti akan memasuki terowongan tersebut. Maka begitu masuk ke daerah yang saya tunggu, saya bersiap-siap. Namun, begitu yang ditunggu di depan mata Nampak, saya memprediksi akan kesulitan mengambil gambar terowongan tersebut. 

Prediksi saya tersebut benar, momen mengambil gambar tidak memungkinkan. Yang saya alami, dengan sudut pandang yang terbatas dari tempat duduk saya adalah sekilas terorongan yang sudah menganga di depan mata. Begitu kereta masuk, gelap gulita untuk beberapa saat. Konon panjang terowongan hampir 1 Km tersebut hanya Nampak diterangi lampu memanjang pada dinding, selebihnya gelap gulita.

Foto Dokumen Pribadi
Foto Dokumen Pribadi

Untuk beberapa saat gelap itu bercampur dengan deru suara kereta yang terus membunyikan klaksonnya, sampai kemudian byaar, keluar dari terowongan serta kembali terang. Saya tidak bisa membayangkan, bila menyusuri gelapnya terowongan tersebut dengan berjalan kaki, tentu akan menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun