Saya menikmati nasi lodeh plus sayur asem, kombinasi sambal trasi yang pedas banget. Sesekali telor dadar dipotong dengan sendok dan saya makan pelan-pelan. Saya memesan air putih untuk minumnya. Meski di situ terkenal dengan minuman kopi klotoknya sebagai minuman utama, saya kurang tertarik. Selesai makan "yang sebenarnya" biasa saja tersebut, saya mengililingi area parkir. Ternyata oleh owner sudah dikembangkan juga untuk "out let" oleh-oleh seperti tempe mentah yang digungkus daun, atau ingin menikmati pisang goreng yang khas dan sangat disukai. Semua dilayani oleh pegawai yang ramah dan tetap menjaga kebersihan.
Foto Dokumen Pribadi
Meskipun untuk lalu lalang pengunjung, kebersihan tetap terjaga karena ada cleaning servis yang sigap untuk membersihkan lantai, baik di bangunan utama, Â samping maupun bagian belakang.
Foto Dokumen Pribadi
Ketika saatnya membayar, antri juga di kasir. Karena perhitungan makan dan minum yang paket, sehingga memudahkan kasir menjalankan pekerjaannya. Luar biasa. Suasana alami, natural, menjadi bagian konsep penyajian makan dan minum yang bisa mendatangkan pengunjung hingga ratusan setiap harinya. Sayapun hanya berdecak kagum pada owner yang konon mulai mengembangkan usaha serupa di luar kota Yogyakarta.
Memang butuh kreatifitas dan inovasi agar bisa memiliki branding.
Salam Sehat dan Bahagia Untuk Kita Semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H