Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian. (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menapak 20 Tahun KPK Mengabdi untuk Negeri

26 Desember 2022   11:19 Diperbarui: 28 Desember 2022   08:28 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KPK. (sumber: KOMPAS/Didie SW) 

Tanggal 27 Desember 2022,  bertempat di  Gedung KPK Merah Putih, Jakarta  dilaksanakan upacara Hari Bhakti ke-20 KPK, dengan tema : " Mengabdi Tak Henti Untuk Negeri. "

Dalam perjalanan memberantas korupsi di negeri ini, KPK sudah 20 tahun berkiprah. Sebagaimana dirilis dari web.kpk.go.id.| 

Meski masyarakat menyebut korupsi semakin marak karena banyak pihak yang ditangkap KPK, di lain sisi skor Indeks Perilaku Anti-Korupsi (IPAK) Indonesia terus mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2020 skor IPAK mencapai 3,4 lalu meningkat pada tahun 2021 dengan skor 3,88.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) adalah indeks yang mengukur tingkat pemahaman serta pengalaman masyarakat yang terkait prinsip antikorupsi. 

IPAK ini mengukur  tingkat permisifitas masyarakat terhadap perilaku antikorupsi dan mencakup tiga fenomena utama korupsi, yaitu penyuapan, pemerasan dan nepotisme, dengan nilai berkisar pada skala 6 sampai dengan 5. Semakin mendekati 5 berarti masyarakat semakin antikorupsi.

Sebuah keadaan masyarakat yang dicita-citakan adalah bagaimana semua proses yang dibutuhkan masyarakat dalam bentuk Pelayanan oleh birokrasi, bisa dilaksanakan sesuai dengan aturn yang ada. 

Tidak ada lagi prevelege atau kemudahan-kemudahan Pelayanan, dengan menerobos aturan, sehingga berbuntut pada pemberian atau Gratifikasi pada birokrat. 

Membiarkan semua mengalir apa adanya, tahapan demi tahapan dilalui dan tidak ada " sesuatu yang mudah kemudian dipersulit", menjadi pintu masuk bagi terwujudnya cita-cita atau keinginan tadi.

Korupsi bisa diawali salah satu nya dengan membiasakan "pemberian" atau tips, sebagai cluster pungli, yang lama-lama akan membentuk fenomena cluster korupsi lainnya sebagai sebuah Gunung es, seperti yang dirasakan oleh masyarakat sekarang ini. 

Bahwa apa yang bisa diungkap dan pelakunya bisa ditangkap oleh KPK, "seolah" hanya puncak dari Gunung es tadi, sementara yang tidak Nampak atau yang "belum tertangkap" lebih besar dan menggurita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun