Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis Tentang Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Strategi Menghadapi Seminar Proyek Perubahan

7 Desember 2022   10:06 Diperbarui: 7 Desember 2022   10:26 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Strategi Menghadapi Seminar Proyek Perubahan

Foto Dokumen Pribadi

Hari Rabu, tanggal 07 Desember 2022, di Pusat Pendidikan dan Latihan Kementerian Agama RI, Ciputat.

Sebanyak 59 Peserta Diklat Pim  Nasional Tingkat II, Angkatan XXII, Tahun 2002, tengah "menyusun kekuatan" untuk fight esok hari. Semangat untuk menghadapi Seminar Proyek Perubahan, tentu ada di masing-masing peserta. Masih tersisa beberapa jam ke depan, banyak digunakan untuk "atur strategi" masing-masing. Ada yang yang berbanner -ria, cetak atau hard copy Proyek Perubahan dengan edisi lux-spiral. Ada juga yang masih "bermain" dengan tuts-tuts laptop. Masih ada upaya untuk menampilkan sebaik mungkin tayangan ppt, atau masih ada yang sempat juga foto atau shooting untuk video. 

Banyak juga yang sudah pada up load video ke you tube untuk minta dukungan, ke sanak saudara, handai tolan, kolega, sesama peserta dan beragam cara. Atau ada juga yang ke dukun? Ah, kalo yang ini, saya tidak percaya. Peserta Diklat di Kemenag ini tentu menghindari-hal yang mistis tentunya.

Ada juga yang santai, tetap jalan kaki muter komplak pusdik, duduk duduk ngobrol di depan Ruang Makan sambil ngobrol tentang kemenangan Argentina yang akan berhadapan dengan Belanda pada babak perempat final Piala Dunia 2022, atau ngobrol santai lain. Tidak terlihat ada ketegangan-ketegangan atau isu-isu "mengerikan" terkait kondisi kejiwaan peserta. Sejauh itukah sampai kondisi jiwa "terdampak" Proyek Perubahan? Bisa iya bisa tidak. Sebab, dalam sejarah Seminar Proyek Perubahan, ada yang langsung dinyatakan lulus, ada perbaikan atau tidak lulus.  Benarkah? Info-nya sih seperti itu.

Artinya, Seminar bukan sekedar formalitas, namun Evaluator yang berasal dari "pakar", tentu sangat jeli dan mempunyai parameter dalam memberi penilaian "layak-tidak"nya sebuah Laporan Proyek Perubahan. Dalam posisi seperti ini, faktor evidance atau bukti menjadi hal yang urgen dan signifikan. Beragam cara evidance digali untuk "membuktikan" bahwa ada implementasi atas Kepemimpinan Strategis, Strategi Marketing Publik, Keterkaitan Proper dan Mata Pelatihan Pilihan, Keberlanjutan Proper Perubahan dan Implementasi Potensi Pengembangan diri.

Untuk memperkuat evidance tersebut, seperti yang disingguh tadi, ada peserta yang "maksa diri" jadi host baru, untuk mengantarkan narasi pada video-nya. Ada juga yang dubing dengan suara orang lain (mungkin tidak pe-de dengan suara sendiri), atau sama sekali peserta sebagai project leader tidak muncul atau bersuara di video tersebut. Hasilnya? Itu tadi di up load ke you tube dan menyebar permintaan untuk dukungan. Sebagai sebuah ihtiyar untuk menunjukan kesungguhan dan keberhasilan, patut untuk dipreasiasi. 

Hakikat dari sebuah keberhasilan tidak lepas dari seberapa besar dan kuat jerih payah yang dilakukan. Begitu kata-kata bijak yang menggambarkan gelora hati peserta Diklat Pim Nas II Angkatan XXII Tahun 2022.

Begitulah, menjadi sebuah fenomena, mendekati final Seminar Proyek Perubahan.

Tetap semangat, salam sehat dan bahagia selalu. Ciputat 7 Desember 2022  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun