Distribusi Bantuan Menerobos Belantara
Musibah yang menimpa Saudara kita di Cianjur, sebagaimana disampaikan Redaksiana Kompasiana salah satunya menyisakan persoalan tentang distribusi bantuan.Â
Banyak tempat yang "terisolir", sehingga keterlambatan bantuan terjadi. Sebuah apresiasi disampaikan kepada Polres Cianjur yang mengerahkan polisi-polisi humanisnya untuk menerobos medal sulit, terjal dan "terisolir" dengan sepeda motor trail. Bantuan diangkat dengan menggunakan "kuda besi" yang bisa melewati medan yang sulit tersebut.
Keberadaan Polri yang tersebar di seluruh Negeri hingga tingkat kecamatan, menjadi penting dan vital ketika terjadi bencana, seperti di Cianjur. Jalur komando yang cepat, memungkinkan dalam keadaan kontijensi polisi-polisi dimanapun berada digerakan untuk langsung terjun ke tempat-tempat bencana. Hal ini sudah sering dilakukan dan "menjadi bagian tugas" yang tidak terpisahkan oleh lembaga dengan korps baju coklat-coklat tersebut.
Kesigapan dan ketrampilan polisi-polisi tersebut, memang perlu mendapat ketrampilan dalam menghadapi tugas-tugas yang penuh dengan ke daruratan. Ini bisa terjadi di laut, sungai, hutan belantara, hingga di tengah perkotaan dengan segala macam problematika serta karakteristiknya.Â
Keadaan darurat bukan sekedar masalah kebencanaan, namun musibah lainnya. Meski polisi-polisi sudah dikenalkan bagaimana melaksanakan SAR, Survival, mitigasi bencana dan sebagainya yang terkait dengan "bantuan kesegeraan" tersebut, namun tetap perlu ditingkatkan sinergitasnya dengan stakeholder terkait.
Masalah bencana alam, musibah dan sejenisnya, harus menjadi "empaty" bersama. Jadi, tidak sekedar bagaimana menyampaikan "ikut berduka", namun sudah secara otomatis ada sebuah "sistem" yang langsung bergerak dengan sinergi antar instansi dan elemen masyarakat.Â
Tidak mungkin menumpukan harap pada badan resmi Pemerintah semacam Badan Nasional Penanggulangan Bencana, namun juga kita semua, dengan berbagai cara untuk memberikan bantuan secepatnya.Â
Oleh karenanya, sangat diperlukan "kreaktivitas" setiap elemen bangsa, untuk dengan cepat "tanggap" terhadap situasi ketika bencana terjadi. Hitungan hari bila bantuan tidak tersalurkan, bisa "menyebabkan" bencana lain terjadi, seperti kelaparan, penyakit yang muncul efek bencana maupun trauma psikologis yang berkerkepanjangan.Â
Sehingga, kehadiran secepatnya menerobos daerah yang terkena bencana dengan berbagai cara, adalah sebuah perbuatan terpuji dan sangat berdampak menambah kekuatan mental saudara kita yang tengah terdampak musibah, bahwa di luar sana, banyak saudara-saudara se Tanah dan Se Bangsa yang ikut merasakan musibah tersebut.