[caption caption="Buku-buku Mas Nur"][/caption]
Saya lebih suka menggunakan kata “dia” dari pada “beliau” untuk menunjukkan kedekatan saya dengan Mas Nur, begitu biasanya saya memanggilnya. Bagi penulis, dia adalah guru, motivator, sekaligus teman ngopi. Menjadi guru dalam menggeluti dunia penulisan sekaligus motivator dalam pembaharu kemajuan pendidikan, begitu juga sebagai teman ngobrol santai membicarakan berbagai tema terkait literasi sambil minum kopi. FYI sebagian besar masyarakat Jawa Timur bagian selatan kata “KOPI” menjadi akronim dari “Ketika Otak Perlu Inspirasi”, oleh karena itu tidak jarang kalau saya sering mendapatkan pelajaran darinya di warung kopi.
Mungkin tulisan ini entah yang keberapa kalinya mengulas dan mengupas tentang sepak terjang Mas Nur dalam dunia literasi, sastra, dan pendidikan. Sebagaimana yang saya tahu dan baca telah banyak media cetak mulai dari beberapa koran ternama menjelaskan panjang lebar tentang Mas Nur, juga media elektronik yang ternyata ketika saya search di mesin pencari dengan kata kunci “Nurani Soyomukti“ maka yang muncul adalah sederetan headline tentang penulis muda asal Trenggalek ini, bahkan lebih di 10 halaman utamanya Google, belum lagi dengan puluhan buku yang bisa kita lihat via search engine – image, maupun resensinya yang bisa kita akses dari berbagai media, maka tidak mengherankan jika akhirnya Mata Najwa Metrotv-pun mengundangnya. Oleh karena itulah saya putuskan untuk mengangkat sahabat, motivator, sekaligus guru saya ini sebagai tokoh muda insipratif di bidang pendidikan dan kemanusiaan.
Organisator dan Motor
Dia adalah Nurani Soyomukti, yang sebenarnya nama lahirnya tidak lebih panjang dari pada nama populernya. Nurani, begitu sejatinya nama yang diberikan oleh ayah dan bundanya kepadanya. Belum cukup tua tentunya jika dilihat dari segi usia, mengingat dia dilahirkan di Trenggalek pada tanggal 9 September 1979. Namun dari pada itu, jika melihat dari peran serta dia dalam menggugah kesadaran masyarakat untuk beraksara maka tidak berlebihan jika saya mengangkat dia sebagai tokoh yang berpengaruh nan berjasa.
Mengawali pendidikan di tanah kelahirannya, SDN 1 Margomulyo kec.Watulimo, lalu melanjutkan belajarnya ke SMPN 1 Watulimo, dan menyelesaikan sekolah menengahnya di SMAN 1 Durenan Trenggalek. Dari sejak SMA inilah potensi literasinya begitu terlihat, berbagai lomba dia ikuti, dengan menorehkan berbagai penghargaan atas hasil karyanya, begitupun dengan keaktifannya dalam mengikuti kegiatan intra maupun ekstra sekolah, seperti: menjadi Ketua Bidang Kesenian OSIS SMUN 1 Durenan tahun 1996-1997; Editor Majalah Sekolah “Kharisma” SMUN 1 Durenan tahun 1997-1998; Ketua Umum FORKAD (Forum Komunikasi Alumni SMUN 1 Durenan) tahun 2002-2004; sebelum akhirnya masa pendidikan formalnya diselesaikan di Universitas Jember jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (SOSPOL).
Merambah ke dunia perkuliahan, di sinilah cikal bakal seorang Nurani Soyomukti mulai menggema. Seolah meneruskan potensi yang sudah muncul sejak SMA maka diapun aktif dalam berbagai kegiatan keorganisasian di dalam dan di luar kampus, berikut diantaranya: Ketua “Student Enlightment Departement” Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) USEF (University Student English Forum) UNEJ tahun 2001-2002; Dewan Redaksi Lembaga Penerbitan (LPM) “PRIMA” FISIP Universitas Jember tahun 1999-2000; Ketua Departemen Penalaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Jember 2001-2002; Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jaringan Kaum Muda untuk Kemandirian Nasional (J.A.M.A.N) 2006-2008, Jakarta.
Motor dalam arti penggerak. Sejak masa SMA, kuliah, hingga lulus dia selalu menjadi motivator bagi khalayak dari berbagai kalangan dalam rangka membumikan kesadaran akan dunia baca dan tulis. Teringat pada sebuah kutipan populer “Apa yang kamu ucapkan bisa saja hilang, sedangkan yang kamu tulis akan abadi” maka dalam berbagai kesempatan dia adakan forum-forum perkumpulan seperti “Arisan Sastra” yang misinya adalah mengajak pada gerakan beraksara, menuangkan ide dalam lembaran-lembaran, dan mengisi kehidupan dengan tulisan. Tidak ketinggalan dengan berkembangnya dunia teknologi informasi, Mas Nur pun juga mengkreasikan diskusi-diskusi yang mencerdaskan lewat dunia maya utamanya media sosial Facebook.
Guru dan Relawan Kemanusiaan
Kepedulian pada kegiatan belajar mengajar di pendidikan formalpun tak luput dari perhatiannya, atas reputasinya maka berbagai institusi pendidikanpun menawarkan waktu agar para murid berkesempatan untuk diajar olehnya. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa dia adalah seorang pengajar, atau lebih tepatnya Dosen. Ya, dia pernah tercatat aktif sebagai dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Islam Blitar (UNISBA) Blitar tahun 2011-2014.