Mohon tunggu...
Heri Kuseri
Heri Kuseri Mohon Tunggu... -

Putra Tegal Yang sedang belajar berbagi Manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menjadi Seperti Mata Air

17 Agustus 2015   15:06 Diperbarui: 17 Agustus 2015   15:06 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber Gambar: airalamipegunungan.blogspot.com"][/caption]“Aku ingin seperti mata air, yang selalu memberi kehidupan di mana pun ia berada.

Aku ingin menjadi mata air, yang dapat mengaliri sungai-sungai kecil hingga menjadi besar.

Aku ingin seperti mata air, yang tetap terus memberi walaupun tidak semuanya peduli.

Aku ingin seperti mata air, terus memberi ke segala arah sebanyak-banyaknya tanpa pandang siapa dia sampai masanya tiba surut. Semoga. Bismillâhirrahmânirrahîm.”

Terinspirasi dari kerja keras seorang wanita yang bernama Marta di Flores (tayang di salah satu stasiun tv, 3/21/2015). Kendati di tempat baru, semangatnya untuk menolong begitu besar, sehingga ia berusaha memberdayakan perempuan-perempuan di sekitar lingkungannya untuk bisa mandiri lewat Kelompok Usaha Tani Damai yang dibentuk bersama. Hingga akhirnya usaha itu berbuah memuaskan, yaitu dengan berkembangnya kemampuan perempuan-perempuan sekitar untuk mandiri. Seperti dengan membuat koperasi simpan pinjam yang jangkauan keuangannya sudah mencapai 90 juta. Padahal mulanya hanya bermodal 100 ribu hasil dari iuran kelompok tani tersebut. Ada juga seperti kerajinan tenun, tanam jagung, membuat pupuk, keripik, pembibitan lele, hingga terbentuknya PAUD walaupun masih kecil.

Terinspirasi juga dari lurah Krobogan Semarang yang merintis Kampung Organik. Dengan kegigihannya yang berkeinginan melihat pemandangan hijau yang menyejukkan di sekitar rumahnya. Ia menyulap hampir seluruh pemandangan di desanya menjadi segar. Semua impiannya itu ia wujudkan dengan 3 M. Mulai dari sekarang, Mulai dari Diri Sendiri, dan Mulai dari hal yang terkecil. Tapi semua itu juga belum lengkap jika tidak dilandasi dengan sregep (ketekunan) dan ikhlas seperti yang diajarkan mendiang ayahnya.

Awalnya seluruh warga enggan, bahkan tidak berpikiran untuk menanam tanaman. Namun karena hal itu sudah diberi contoh dengan tindakan langsung pak Lurah yang dirasa bermanfaat. Akhirnya warga memahami maksud Pak Lurah. Ketika memotivasi warga, pak Lurah mendorong warganya untuk menanam apa saja. Termasuk tanaman seperti cabai atau tomat. Toh itupun itung-itung memperingan pengeluaran ketika sedang butuh bahan untuk memasak. Bahkan ada juga gerakan menanam 1 lavender tiap rumah untuk mengusir nyamuk Demam Berdarah.

Selanjutnya Pak Lurah tidak hanya berhenti di situ, namun ia juga menggalakan kebersihan, yaitu dengan memilah dan mengelola sampah yang ada. Sehingga bisa dimanfaatkan kembali seperti untuk pupuk kompos untuk sampah yang dapat membusuk. Dan dibuat polibag untuk sampah yang tergolong anorganik jika bisa.
Bagaiamana denganmu? Ayo kerjakan mulai saat ini! Dimulai dari momen peringatan HUT RI ke 70 ini yang sudah terlihat sangat meriah dengan berbagai macam seremonial dan perayaannya. Tingggal aksinya sebagai wujud kesungguhan kita sebagai generasi bangsa untuk membangun apa yang sudah dirintis oleh jiwa dan raga ketulusan para pejuang demi kemaslahatan dan kemakmuran bangsa. Bukan hanya diri sendiri.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun