Mohon tunggu...
Heri MuhammadImron
Heri MuhammadImron Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa MPI Pasca UIN Sunan Gunung Djati Bandung

mahasiswa pascasarjana studi manajemen pendidikan islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wasdal: Mengintip Paradigma Baru yang Lebih Baik

20 Mei 2024   22:20 Diperbarui: 20 Mei 2024   22:41 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengawasan dan evaluasi (wasdal) telah lama menjadi elemen krusial dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari organisasi, pemerintahan, hingga pendidikan. Fungsi utamanya adalah memastikan tercapainya tujuan yang ditetapkan, meningkatkan akuntabilitas, dan mendorong kinerja optimal. Namun, seiring dengan dinamika zaman dan kompleksitas permasalahan yang kian meningkat, paradigma lama yang lebih berfokus pada kontrol dan sanksi dirasa tidak lagi memadai. Kini, muncul kebutuhan akan paradigma baru yang lebih adaptif, efektif, dan berorientasi pada peningkatan kinerja.

Paradigma baru wasdal mengusung sejumlah prinsip utama yang mengubah cara pandang dan praktik pengawasan serta evaluasi dalam organisasi. Alih-alih hanya mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan, wasdal kini juga berfokus pada upaya pencegahan dan deteksi dini potensi masalah. Pengawasan dilakukan sebelum masalah muncul, sehingga dapat diminimalisir dampaknya. Wasdal juga diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Pengawasan bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga bagaimana setiap elemen organisasi berkontribusi pada hasil akhir yang diinginkan.

Wasdal melibatkan berbagai pihak dalam prosesnya, termasuk manajemen, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya. Pendekatan ini memastikan bahwa semua pihak memiliki peran dan tanggung jawab dalam pengawasan dan evaluasi. Wasdal merupakan proses yang berkelanjutan dan beradaptasi dengan perubahan internal dan eksternal organisasi. Evaluasi dilakukan secara periodik dan hasilnya digunakan untuk perbaikan terus-menerus. Selain itu, wasdal mendorong terciptanya budaya akuntabilitas dan tata kelola yang baik dalam organisasi. Akuntabilitas menjadi bagian dari budaya kerja sehari-hari, bukan sekadar kewajiban administratif.

Untuk menerapkan paradigma baru wasdal, beberapa langkah praktis dapat diambil. Pengembangan sistem wasdal yang terintegrasi dan berbasis teknologi menjadi penting. Teknologi digunakan untuk memantau, menganalisis, dan melaporkan kinerja secara real-time. Sistem yang terintegrasi memungkinkan data dari berbagai sumber dikumpulkan dan diolah secara efisien. Selain itu, peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM menjadi kunci. Pelatihan dan pengembangan berkelanjutan bagi personel yang terlibat dalam proses wasdal memastikan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pengawasan dan evaluasi yang efektif.

Pembudayaan komunikasi yang terbuka dan transparan juga penting. Membangun lingkungan di mana komunikasi terbuka dan transparan menjadi norma memastikan bahwa semua informasi yang relevan dapat diakses dan dipahami oleh semua pihak. Penciptaan lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran dan pengembangan mendorong pembelajaran dan inovasi dalam organisasi. Setiap individu merasa didukung untuk berkembang dan berkontribusi pada perbaikan kinerja. Pemberian penghargaan dan apresiasi atas kinerja yang baik juga menjadi langkah penting. Mengapresiasi dan memberi penghargaan kepada individu atau tim yang menunjukkan kinerja unggul sebagai bentuk motivasi dan penghargaan atas kontribusi mereka.

Meskipun menawarkan banyak manfaat, penerapan paradigma baru wasdal tidak tanpa tantangan. Mengubah cara pandang dan budaya yang sudah mengakar membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Tidak semua organisasi memiliki sumber daya yang cukup untuk mengimplementasikan perubahan besar dalam sistem wasdal mereka. Selain itu, paradigma baru wasdal memerlukan pemahaman dan dukungan dari semua tingkatan organisasi, termasuk pimpinan tertinggi. Menetapkan indikator dan target kinerja yang jelas dan dapat diukur juga menjadi tantangan tersendiri yang harus diatasi untuk memastikan efektivitas wasdal.

Paradigma baru dalam pengawasan dan evaluasi menuntut perubahan mendasar dalam cara kita memandang dan melaksanakan wasdal. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip baru yang lebih preventif, proaktif, partisipatif, dan berkelanjutan, organisasi dapat meningkatkan kinerja secara signifikan dan menciptakan budaya akuntabilitas yang kuat. Namun, keberhasilan implementasi paradigma baru ini sangat bergantung pada komitmen dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat. Artikel ini memberikan gambaran mengenai pentingnya evolusi dalam pendekatan pengawasan dan evaluasi, serta tantangan yang perlu dihadapi untuk mewujudkan sistem yang lebih adaptif dan berorientasi pada peningkatan kinerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun