Museum Dulu dan Kini
Hayoo, siapa diantara sobat kompasiana yang belum pernah berwisata ke Museum, kini bentuk dan fasilitas museum makin menarik dengan aneka teknologi canggih yang disematkan dibeberapa bagiannya. Diterapkannya teknologi terkini dalam museum, membuat masyarakat makin melirik museum sebagai alternatif berwisata. Era museum yang bikin jenuh dan itu - itu saja tanpa inovasi telah berangsur -  angsur menghilang.
Perubahan signifikan ini terjadi karena pengelola museum melihat sepinya angka pengunjung museum dan hal ini berimbas terhadap jumlah pengunjung museum. Walaupun keuntungan, bukanlah semata - mata orientasi museum. Pengelola berbagai museum mengamati perkembangan teknologi  yang semakin maju dengan berlandaskan misi untuk pendidikan, sejatinya museum adalah aset negara yang perlu dijaga dan perkembangannya mesti didukung oleh semua kalangan tidak hanya oleh pemerintah saja.
Kaum pemerhati budaya misalnya, mereka sangat antusias apabila dirangkul untuk mengelola museum. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah, sebab selama ini barang ataupun manuskrip kuno banyak diantaranya disimpan di dalam museum, mulai dari sejarah zaman batu hingga sejarah perjuangan kemerdekaan republik indonesia.
Pengelola museum kini banyak merangkul  perusahaan - perusahaan penyedia teknologi terkini dan pencipta aplikasi yang memungkinkan para pengunjung museum untuk dapat lebih mengenal dan berinteraksi dengan museum. Di Jakarta, perusahaan penyedia teknologi canggih sangatlah banyak semisal MonsterAR yang mempunyai banyak pengalaman dalam pengembangan dan pendistribusian aplikasi ataupun software teknologi terkini.
Perusahaan yang berbasis di jakarta barat ini dibangun oleh seorang enterpreneur muda sekaligus motivator yang mempunyai pemikiran brilian dalam setiap langkah usaha dan bisnisnya. Adalah Wiryanatha Wijaya, seorang anak muda yang berasal dari Surabaya. Mengawali karir dari seorang penggemar dan pemain game, dan merupakan seorang yang tidak percaya diri pada awalnya. Titik balik kehidupannya adalah ketika pemikirannya  untuk dapat menolong banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya, sedangkan jika hartanya hanya cukup untuk keluarganya maka tak pelak dia tidak akan bisa membantu orang lain yang membutuhkan.Â
Wirya (sapaan akrabnya) mengembangkan teknologi Augmented Reality dengan berbagai inovasi mengikuti tren yang sedang terjadi. beragam inovasi produk dikembangkan selain menciptakan aneka Augmented Reality. Beberapa hal yang didevelop oleh monsterar adalah Augmented Reality, Game Development, Vending Machine, Hi-Tech Development, Curved Display, Drone 2D & 3D Mapping, Interactive Software dan juga pembuatan Video Production, telah menjadi layanan yang sangat excelent menurut para klien yang pernah bekerja sama dengannya. Para klien berasal dari dalam negeri dan bahkan tidak sedikit dari luar negeri tercatat pernah bekerjasama dengan perusahaan monsterar miliknya.
Museum BPK RI menyimpan beberapa sejarah perkembangan BPK RI dari masa ke masa. Museum tersebut berada dalam bagian kompleks rumah residen Kedu di Jl. Diponegoro No. 1 Magelang. Dengan menempati tanah seluas 662,3 meter persegi dan bangunan seluas 262,3 meter persegi.
Museum  tersebut sendiri diresmikan pada tanggal 4 Desember 1997 oleh ketua BPK RI  saat itu yakni Prof. Dr. JB. Sumarlin.