jihad ke Suriah beberapa tahun lalu telah menggerakkan banyak masyarakat Indonesia untuk berangkat. Sayangnya, banyak yang tidak memahami kompleksitas konflik Suriah dan tertipu oleh propaganda kelompok radikal. Akibatnya, banyak yang kehilangan nyawa, terlunta-lunta, dan meninggalkan keluarga mereka.
Maraknya provokasiPerlu dipahami bahwa konflik Suriah adalah perang saudara yang melibatkan berbagai faksi, dengan kepentingan yang berbeda-beda. Bukan semata-mata perang melawan rezim Assad, seperti yang digambarkan oleh kelompok radikal.
ISIS, yang sempat menguasai sebagian wilayah Suriah, bukanlah representasi Islam yang sebenarnya. Mereka melakukan kekejaman dan pelanggaran HAM berat. Mengikuti ajakan jihad ke Suriah di bawah panji ISIS berarti mendukung tindakan-tindakan brutal tersebut. Jihad yang sesungguhnya adalah berjuang di jalan Allah dengan cara yang benar. Menafkahi keluarga, bekerja dengan jujur, dan membangun masyarakat adalah bentuk jihad yang lebih mulia daripada berperang di negeri orang.
Mari kita belajar dari pengalaman pahit provokasi jihad ke Suriah. Jangan mudah terpengaruh oleh propaganda kelompok radikal. Jihad yang sesungguhnya adalah membangun negeri sendiri dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Lihatlah konflik Suriah secara menyeluruh, agar kita tidak mudah terprovokasi ajakan jihad. Konflik Suriah yang dimulai pada tahun 2011 adalah perang saudara yang kompleks dengan berbagai faktor yang saling terkait. Pernyataan bahwa konflik Suriah semata-mata perang melawan rezim Assad adalah sebuah penyederhanaan yang tidak akurat. Beberapa kompleksitas konflik Suriah diantaranya adalah dari sisi pemerintah Suriah yang dipimpin Bashar al Assad, mendapat dukungan Rusia, Iran dan Hizbullah. Lalu dari sisi oposisi bersenjata, juga terdiri dari berbagai kelompok, termasuk Free Syrian Army (FSA), al-Qaeda, dan Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Dari sisi kelompok Kurdi, YPG dan SDF, didukung oleh Amerika Serikat. Dan dari sisi ISIS, pernah menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak pada tahun 2014-2017.
Belum lagi dilihat dari sisi intervensi asing, faktor sectarian dan krisis kemanusiaan. Oleh karena itu, konflik Suriah tidak dapat dilihat sebagai perang sederhana antara rezim Assad dan oposisi. Ini adalah konflik multidimensi dengan berbagai faktor yang saling terkait, termasuk politik, ekonomi, sosial, dan sektarian. Memahami kompleksitas konflik Suriah sangat penting untuk menemukan solusi yang tepat dan mencegah terulangnya tragedi ini di masa depan.
Ingat, kelompok ISIS banyak mengeluarkan provokasi jihad ke Suriah. ISIS bukanlah representasi Islam yang sebenarnya. Mereka melakukan kekejaman dan pelanggaran HAM berat. Sekali lagi, Jihad yang sesungguhnya adalah berjuang di jalan Allah dengan cara yang benar, termasuk membangun negeri sendiri dan menafkahi keluarga. Jangan mudah terpengaruh oleh propaganda kelompok radikal. Semoga pencerahan ini dapat membuka wawasan dan membantu kita untuk memahami jihad dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H