Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Warga Negara Indonesia, Lupakan Ideologi Transnasional

29 Agustus 2021   09:13 Diperbarui: 29 Agustus 2021   09:24 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Kita barus saja memperingati hari kemerdekaan yang ke 76. Tak terasa, negeri ini telah tumbuh menjadi negara besar. Untuk tetap bisa menjaga negara besar ini berdiri, tentu perlu dukungan dari warga negaranya. 

Kemerdekaan yang telah direbut para pendahulu, harus terus diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Untuk mengisi kemerdekaan yang bermanfaat, tentu tidak bisa dilupakan nilai-nilai kearifan lokal warisan para pendahulu, yang bisa menjaga Indonesia hingga saat ini. Hal ini penting agar generasi penerus tidak lupa asal usulnya, agar generasi penerus tidak lupa nilai-nilai keindonesiaannya.

Banyak orang yang beraganggapan ideologi transnasional tepat jika diterapkan di Indonesia. 

Apalagi ideologi ini seringkali disebutkan berdasarkan ajaran agama. Ironisnya, meski mereka seringkali mengatakan kelompok yang religius, mereka seringkali justru menunjukkan perilaku yang tidak manusiawi. Mungkin kita masih ingat apa yang dilakukan ISIS ketika berhasil menguasai Suriah dan Iraq.

Mereka mengklaim sangat islami, tapi mereka justru menebar teror dengan memenggal kepala orang. Di Indonesia juga ada tipikal yang semacam ini. Dari luarnya mengklaim sangat islami, tapi perilakunya justru jauh dari nilai-nilai keagamaan, dan cenderung intoleran.

Belakangan, ketika Taliban berhasil menguasai afganistan, ideologi transnasional ini kembali dimunculkan oleh kelompok radikal di Indonesia. Berbagai propaganda dimunculkan bahwa seakan kemenangan Taliban adalah kemenangan kelompok Islam. 

Landasan kelompok ini untuk merebut kekuasaan. Dan kita yang ada di Indonesia, juga harus bisa melihat peristiwa ini secara utuh dan obyektif. Kita harus membekali diri dengan literasi yang kuat, agar tidak mudah terprovokasi propaganda kelompok radikal terkait hal ini.

Kelompok radikal seringkali memunculkan konsep khilafah. Apapun persoalannya, khilafah dianggap sebagai solusi. Begitu juga dengan Indonesia. Karena mayoritas masyarakatnya beragama Islam, konsep khilafah dianggap lebih tepat diterapkan. Kalangan muda seringkali dipengaruhi akan konsep ini. Bahkan, mereka juga telah masuk ke kampus, untuk mempengaruhi para mahasiswa. Lalu, apakah konsep ini benar-benar tepat diterapkan di Indonesia? Jawabnya tidak. Ideologi transnasional yang menawarkan khilafah jelas tidak tepat diterapkan di Indonesia.

Meski mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia tidak pernah menyatakan dirinya sebagai negara Islam. Bahkan Indonesia tidak pernah menyatakan negara agama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun