Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kedepankan Kemanusiaan Hilangkan Isu Khilafah

29 Mei 2021   16:23 Diperbarui: 29 Mei 2021   16:25 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu saja berulang. Lagi, lagi dan lagi. Kelompok ini terus saja mengeluarkan solusi dalam setiap persoalan di berbagai belahan dunia ini. Solusi yang selalu mereka usung adalah khilafah. Segala persoalan yang terjadi di Indonesia dianggap selesai jika diselesaikan dengan konsep khilafah. Begitu juga dengan konflik yang terjadi di Palestina saat ini. Mereka juga menawarkan konsep khilafah untuk solusinya.

Sadar atau tidak, kelompok ini telah menyusup dibalik aksi solidaritas Palestina. Tak terkecuali di Indonesia. Tak jarang diantara masyarakat yang menyadarinya. Karena pemahaman masyarakat tentang konflik yang terjadi di Palestina, nampaknya tidak semuanya sama. Seorang pemuda asal Lombok pada pertengahan Mei lalu, ditangkap polisi karena menghujat Palestina melalui aplikasi tiktok. Belakangan, pemuda tersebut akhirnya dibebaskan karena dia telah mengakui kesalahan dan meminta maaf. Dan yang paling ironis adalah, pemuda tersebut tidak memahami persoalan antara Palestina dan Israel.

Belakangan, provokasi di media sosial terkait Palestina kembali menguat, seiring dengan terjadinya serangan Israel ke Palestina. Ada yang mengutuk aksi kekerasan Palestina, ada yang mendukung Palestina, ada juga yang tidak tahu dan asal tuduh. Dibalik reaksi tersebut, umumnya Sebagian masyarakat masih memahami bahwa konflik yang terjadi merupakan konflik agama. Kenapa bisa seperti ini? Karena beberapa oknum dengan sengaja menyebarkan informasi salah, dengan cara melakukan framing bahwa konlik yang terjadi adalah konflik agama.

Mari kita melakukan cek ricek. Mari kita perkuat literasi. Banyak literatur dan pengkajian yang mengatakan bahwa baik itu Palestina ataupun Israel, merupakan negara yang mengakui beberapa agama. Kedua negara tersebut bukanlah negara yang menganut agama tunggal. Dari sini saja tidak masuk akal jika ada yang mengatakan bahwa konflik di Palestina merupakan konflik agama. Masyarakat non muslim di Palestina juga ada, mereka menentang perilaku tidak manusiawi Israel. Kelompok Yahudi pun juga banyak yang menentang sikap Israel terhadap Palestina.

Persoalan di Palestina merupakan hal yang sangat kompleks. Konflik yang terjadi bertahun-tahun tersebut tidak serta merta bisa diselesaikan dengan hal yang mudah. Apalagi dengan khilafah, yang tidak jelas konsepnya. Kelompok radikal dan jaringan terorisme global selalu mengatakan, dengan khilafah tidak akan terjadi penjajahan. Tapi lihat apa yang dilakukan oleh kelompok ISIS dan jaringan teroris lain. Apakah itu bukan bagian dari penjajahan dan penganiayaan yang mengganggu kemanusiaan?

Sekali lagi, mari berpikir jernih. Mari kita juga berpikir obyektif. Jangan merasa paling benar, dan mamandang orang lain sebagai pihak yang salah. Mari kita lihat Palestina dari kacamata kemanusiaan, jangan dari kacamata agama, politik, atau yang lain. Hilangkan segala kepentingan yang ada. Ingat, setiap manusia lahir dalam kondisi merdeka. Dan setiap negara juga harus bisa hidup merdeka. Mari kita dukung Palestina menjadi negara yang merdeka. Tidak usah memasukkan isu khilafah, karena isu itu merupakan ilusi belaka. Salam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun