Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agama Itu Menyatukan, Bukan Mencerai Beraikan

24 Oktober 2019   07:43 Diperbarui: 24 Oktober 2019   07:51 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia menjamin setiap warga negara bebas menentukan agama yang dipeluknya. Indonesia juga menjamin setiap warga negara, bebas beribadah menurut agama dan keyakinannya. Karena itu pula masyarakat Indonesia banyak yang mempunyai agama yang berbeda satu dengan yang lainnya. Meski mayoritas masyarkatnya memilih menjadi muslim, tapi toleransi antar umat beragama itu masih terus dijaga dari awal berdirinya negeri ini hingga sekarang. Kok bisa? Karena pada dasarnya setiap agama itu baik. Dan budaya masing-masing suku yang ada juga bisa saling merangkul, menjadikan kombinasi yang selaras, meski banyak keragaman di negeri ini.

Kenapa penting untuk mengingatkan bahwa agama itu pada dasarnya mengajarkan kebaikan? Karena sekarang ini banyak pihak-pihak yang menggunakan agama, untuk tujuan yang tidak baik. Salah satunya adalah penyebaran bibit kebencian yang dilakukan oleh kelompok radikal dan intoleran, seringkali menggunakan ayat-ayat suci.

Mereka tidak pernah melihat agama berdasarkan konteksnya. Bahkan jihad pun dimaknai sebagai perang, yang harus berdarah-darah. Dalam konteks kondisi yang minelinal seperti sekarang ini, bekerja menafkahi keluarga pun bisa masuk dalam kategori jihad.

Agama yang ada di Indonesia dan semua negara, pada dasarnya mempunyai peranan untuk menciptakan perdamaian. Setiap agama mempunyai nilai-nilai kearifan lokal yang mengajarkan kebaikan. Setiap agama senantiasa menuntun para pemeluknya, untuk menuju jalan yang benar. Karena itulah setiap agama mengajarkan untuk berlomba berbuat kebaikan. Lalu jika ada pihak-pihak yang mengatasnamakan agama tertentu, dan mengajarkan untuk menebar kebencian, untuk provokasi, untuk persekusi, maka harus ditinggalkan. Tidak perlu diikuti. Karena sekali lagi, tidak ada satupun agama yang mengajarkan kebencian.

Nilai-nilai dalam setiap agama juga bersifat universal dan tetap berusaha bersandingan dalam keragaman. Dan di Indonesia, melalui Pancasila, keragaman itu bisa disandingkan. Agama pada dasarnya menyatukan, bukan menceraiberaikan. Semangat kebersamaan muncul dalam semua agama. Semangat berjamaah diadopsi semua agama. Misalnya dalam Islam, beribadah secara berjamaah sangat dianjurkan. Kebersamaan dalam beribadah ini tidak hanya terlihat ketika sholat di masjid, ketika ibadah haji juga menegaskn, bahwa agama bisa menyatukan semua kepentingan.

Kelompok radikal seringkali menggunakan agama untuk memecah belah persatuan. Masyarakat harus cerdas. Jangan sampai terprovokasi hanya karena tokoh tertentu menyatakan A atau B. Jangan pula mudah diprovokasi untuk melakukan persekusi, karena alasan apapun. Karena sekali lagi, tidak ada satupun agama yang menganjurkan untuk saling membenci.

Mari kita aktif menebar pesan damai, agar agama pada dasarnya menjunjung tinggi perdamaian. Mari kita tebarkan semangat persatuan, karena pada dasarnya agama itu menyatukan, bukan menceraiberikan. Semoga bisa jadi renungan bersama, agar kita tidak mudah terprovokasi pesan kebencian yang mengatasnamakan agama tertentu. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun