Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjadi Generasi Penerus atau Penghancur

22 April 2016   09:58 Diperbarui: 22 April 2016   10:07 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: hidupseimbangku.com"][/caption]Generasi muda adalah generasi penerus. Namun jika tidak bisa diarahkan dengan benar, generasi muda juga menjadi generasi penghancur. Tinggal pilih, mau jadi penerus atau penghancur. Dalam perkembangannya, generasi muda kita memang mempuyai banyak karakter. Ada yang baik, ada yang jelek. Ada yang peduli, namun ada juga yang belum peduli.

Banyak generasi muda kita menyerap berbagai pengetahuan dan paham yang berasal dari luar. Tak heran banyak mahasiswa yang kritis. Segala sesuatunya dikritisi. Mulai dari kebijakan pemangku kepentingan dari level bawah hingga atas, harus mempunyai dampak yang positif bagi masyarakat. Banyak diantara mereka menggunakan ilmu, sebagai pisau analisa untuk menyikapi sesuatu. Namun, dalam Islam juga diajarkan, agar kita selalu memberikan manfaat kepada orang lain. Jika mengkritisi tanpa memberikan solusi, tentu tidak dibenarkan.

Dalam masyarakat kita, juga ada jenis generasi muda yang cuek, apatis, dan tidak peduli dengan yang terjadi disekitarnya. Alasan yang sering muncul adalah, ‘mikir diri sendiri saja sulit, apalagi mikirin orang lain.’ Lalu, kenapa ada generasi yang semacam ini? Kenapa mereka begitu individualis? Bukankah manusia ini merupakan makhluk sosial, yang selalu membutuhkan pertolongan orang lain? umumnya, mereka selalu berpikir yang penting berbuat dan bermanfaat untuk diri sendiri, dan tidak merugikan orang lain. Cukup. Padahal, dalam ajaran Islam juga tidak diajarkan hidup sebagai individualis. Justru kita dianjurkan untuk saling mengenal, dan saling membantu.

Ingat, kita semua mempunyai tanggung jawab yang sama, terhadap lingkungan di sekliling kita. Bahkan, Rasulullah SAW mengingatkan, “Barang siapa bangun pagi hari dan hanya memperhatikan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa di sisi Allah. Dan Barang siapa tidak pernah memperhatikan urusan kaum muslimin yang lain, maka tidak termasuk golonganku”. (HR. Thabrani dari Abu Dzar Al-Ghifari)

Ada juga, generasi muda yang lebih memilih bersenang-senang, hedon, dugem, bahkan masuk ke dunia gelap seperti narkoba. Tak jarang juga generasi muda kita memilih dunia kekerasan. Alasannya untuk melampiaskan ekspresinya. Nah, belakangan juga banyak yang masuk ke jalur kekerasan atas nama agama. Mereka menganggap dirinya benar, kelompok lain dianggap salah. Mereka juga mudah sekali menilai orang lain kafir. Kelompok ini sebenarnya terdiri orang pandai, namun lemah dalam pemahaman agama. Labil. Mereka seringkali dimanfaatkan oleh kelompok radikal keagamaan, untuk melakukan perbuatan radikal atas nama agama.

Beberapa contoh karakter generasi muda diatas, ada disekitar kita. Mereka berkembang, berdasarkan pilihan, pendidikan, dan lingkungan. Nah, sekarang sebagai generasi muda, kita harus bisa menentukan. Apakah kita menjadi generasi penerus, atau menjadi generasi penghancur. Menjadi generasi yang peduli, atau generasi yang apatis. Semuanya ada konsekwensinya. Yang perlu diketahui, negeri ini butuh generasi yang toleran, peduli, untuk menjadi generasi penerus. Bahaya radikal keagamaan yang cenderung merusak generasi muda, harus disudahi.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun