Kabar tidak sedap dari gedung wakil rakyat seakan tidak ada habisnya. Lembaga dan para anggotanya yang bergelar "terhormat" itu setiap saat selalu menjejali kita dengan berita-berita miring, kalau tidak berkelahi satu sama lain, mereka menghadiahi kita dengan sikap dan tingkahnya yang cenderung negatif. Sebagai bagian dari trias politika seharusnya lembaga legislatif kita menjadi pilar demokrasi yang dihormati dan dirindukan rakyat untuk menyampaikan segala keluh kesah. Sayang, semuanya belum seperti yang diharapkan, yang ada hanya kontroversi dan tingkah para anggotanya yang bikin rakyat mengusap dada dan geleng-geleng kepala.
Sebagai pemilik sejati kekuasaan dan jabatan yang lagi mereka rasakan, rasanya wajar kalau rakyat selalu bersuara keras. Protes, maklumat bahkan caci maki hanyalah media yang menjadi penyambung rakyat untuk bersuara. Sayangnya oleh sebagian wakil kita yang "terhormat" ditanggapi dengan emosi bahkan ada yang menyebutnya memperolok anggota dewan. Lihat saja reaksi Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, setelah peristiwa "email bodong" di Australia dia mengatakan kejadian itu jangan dijadikan olok - olok. Walah -walah siapa juga pak yang memperolok, yang ada kita prihatin.
Email bodong itu, hanya bagian kecil dari catatan yang begitu panjang tentang mereka. Sejak mereka dilantik publik mencatat berbagai hal, dari mulai tindak asusila, hingga cerita pelesiran dengan dalih studi banding semuanya mendapat nilai "merah" dari rakyat.Anehnya lagi meski nilainya sudah jeblok, masih ada saja prilaku yang membuat rakyat kehabisan kata-kata, yang terbaru adalah tentang anggaran pulsa yang "Gila-gilaan", sebuah ironi untuk anggota dewan yang justru sebagian besar mengaku gaptek menggunakan IT.
Kalau sudah begini, rasanya tidak elok juga kalau para anggota dewan yang terhormat masih tutup mata dan telinga.Jangan salahkan rakyat juga kalau terus keras bersuara. Terlalu banyak fakta yang mengemuka, gosip tentang mereka sedikit-demi sedikit telah temukan jawabnya. Ingatkah lagu "Gosif Jalanan" dari Slank yang sempat membuat anggota DPR kebakaran jenggot. Kini lagu itu telah dapat dibuktikan meski semuanya tetap dibantah habis-habisan. Ini sebagian liriknya ..........
Mau tau gak mafia di senayan
Kerjanya tukang buat peraturan
Bikin UUD ujung-ujungnya duit
Saatnya anggota DPR kita yang terhormat merebut kembali kepercayaan rakyat, masih ada waktu mengabdikan diri tanpa terus menuai kontroversi. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H