Demi Kau dan Si bUah hati (pance pondaag) Mengapa harus begini Tiada lagi kehangatan Memang ku sadari sering kutinggalkan Kau seorang diri Ku tahu bukan sengaja kau tinggalkan ku sendiri Aku menyadari Bukan sandiwara kasihmu kepadaku Reff : Tiap malam engkau ku tinggal pergi Bukan, bukan, bukannya aku sengaja Demi kau dan si buah hati Terpaksa aku harus begini Tiada daya hingga di saat ini Diriku masih juga terbaring lemah Begitu tulusnya hatimu hanya air mata yang tersisa Ku tahu bukan sengaja kau tinggalkan ku sendiri Aku menyadari Bukan sandiwara kasihmu kepadaku Tiap malam engkau ku tinggal pergi Bukan, bukan, bukannya aku sengaja Demi kau dan si buah hati Terpaksa aku harus begini Tiada daya hingga di saat ini Diriku masih juga terbaring lemah Begitu tulusnya hatimu hanya air mata yang tersisa Demi kau dan si buah hati Terpaksa aku harus begini Wah mellow banget nih lagu?!! Itu yang terlintas dibenaku ketika sepasang pengamen yang ada didalam bis yang mengantarkan saya pulang setelah seharian penuh beraktivitas… Namun lama-lama tak terasa setelah saya dengarkan lirik lagu tersebut pikiran saya jadi ingat kepada orang tercintaku yang menunggu dirumah…(wah jadi ikutan mellow juga nih), gimana engga lirik-lirik dalam lagu tersebut benar-benar mencerminkan aktivitasku selama ini, namun mungkin gak sepenuhnya lirik dari lagu tersebut mencerminkan semua tentang diriku… Yang sangat menhyentuh dari lirik serta hampir mirip denganku adalah bagian dari
Tiap malam engkau ku tinggal pergi Bukan, bukan, bukannya aku sengaja Demi kau dan si buah hati Terpaksa aku harus begini
Emang sih gak tiap malam aku pergi, tapi dari subuh dan balik lagi kerumah setelah gelap, isitilahnya, ga’ pernah lihat matahari di rumah. Berangkat beraktivitas saat anak-anak masih tertidur dan pulang ketika mereka sudah teridur lelap. Jadi kangen juga sama mereka dan pengen tahu juga bagaimana perasaan orang-orang tercintaku tersebut??! Tapi mau gimana lagi itulah aktifitas hampir banyak orang sekarang ini, minimal orang-orang yang selalu seperjalanan denganku ketika sama-sama pergi beraktifitas. Gimana nggak itulah pemandangan yang biasa aku temui setiap pagi-pagi sekali, mulai keluar dari perumahan, diperjalanan, di statsiun kereta, dan di terminal-terminal bis, pagi-pagi sekali sudah banyak orang yang tampak terburu-buru untuk menuju tempat aktivitas mereka. Bagi mereka penggemar berat KRL Jabotabek, yang bertempat tinggal di Bogor mereka sangat terburu-buru sekali dengan jadwal kereta, bahkan mereka sudah memilih gerbong-gerbong kereta favoritnya jauh sebelum kereta tersebut berangkat dari jadwalnya, istilahnya biar dapat duduk.. (struggle in the early morning). Begitupula mereka yang menggunaka bis dan kendaraan pribadi terutama yang mengendarai motor, wiih saring berebut dan memacu untuk cepat-cepat sampai ketempat beraktivitas. (kejar setoran boss?!) Kejadian yang sama juga akan terulang saat malam, namun dari arah kebalikannya, dimana orang-orang (termasuk aku tentunya) terburu-buru untuk segera sampai di rumah… Sungguh merupakan pemandaangan yang biasa yang terjadi sehari-hari… Kalau gini caranya lagu mendiang Om Pance ini jadi sangat pas sekali…dengan alasan “Demi kau dan si buah hati Terpaksa aku harus begini” Klise banget yah!.. but is the real life. Tapi mudah-mudahan hal ini tidak berlangsung lama lagi, karena aku sudah tekadakan ingin mengubah rutinitas yang cukup melelahkan ini, menjadi hal-hal yang lebih menyenangkan lagi bagi diriku dan orang-orang yang kucintai… amiiin. “ demi kau dan sibuah hati… aku ingin menjadi lebih baiiiiiiiiiiikkkkk” http://herdica.wordpress.com/2010/09/29/demi-kau-dan-si-buah-hati-love-u/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H