Mohon tunggu...
Herdianti Indah Puspita
Herdianti Indah Puspita Mohon Tunggu... Konsultan - Be Intellectual Enlightenment

Pemerhati Tata Guna Lahan dan Perubahan Iklim

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perjalanan Menuju Dynamic Government

18 Agustus 2024   11:15 Diperbarui: 19 Agustus 2024   09:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebuah kontemplasi singkat selama menjadi mitra setia pemerintah. Ibarat bercermin di cermin yang retak, pasca reformasi 98, telah membawa perjalanan dunia pemerintahan menuju kepada tata kelola yang lebih baik setelah habis habisan kala itu Indonesia dihantam krisis moneter dan situasi politik pemerintah yang cukup chaos. Era Reformasi telah menggiring kita menuju pada Good Governance yakni Konsep tata pemerintahan yang baik. Seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan teknologi kedepan kita akan mengalami evolusi dari Good governance menuju sound governance, dynamic governance, and open government. Konsep tata pemerintahan yang baik, tata pemerintahan yang sehat, tata pemerintahan yang dinamis, dan pemerintahan yang terbuka sering dijadikan acuan dalam rangka mengelola kegiatan pemerintahan dengan baik. Neo dan Chen (2007:1) menjelaskan, dynamic governance is the key to success in a world undergoing accelerating globalization and unrelenting technological advancement.  Institusi pemerintah (birokrasi) yang dinamis dapat meningkatkan pembangunan dan kemakmuran suatu negara (Neo & Chen, 2007), dengan pola penyesuaian adaptif terhadap perubahan lingkungan sosio-ekonomi di mana orang melakukan transaksi bisnis dan pemerintah berinteraksi dengan berbagai kebijakan dan pengawasan sehingga dapat menimbulkan implikasi positif tidak hanya kepada pemerintah tapi terutama untuk kesejahteraan masyarakat.

Konsep Dynamic Government sebetulnya berangkat dari konsep menyajikan perencanaan berbasis bukti yang bersifat dynamic. Mengapa bersifat dynamic? karena pada kenyataannya kondisi dinamisasi kehidupan inilah yang kemudian menimbulkan terjadinya sebuah fenomena pergeseran yang diakibatkan adanya kemajuan teknologi, kondisi sosial dan geopolitik. Guna menuju Dynamic Government maka setidaknya ada beberapa element yang memegang peran kunci untuk dapat mewujudkan Dynamic Government. Elemen pertama adalah Masyarakat Madani, masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Elemen kedua adalah Aparat Pemerintah yang bersih bersifat melayani, transparan, akuntabel dan responsible. Penilaian kinerja aparat pemerintah sangat menentukan nadi dari berjalannya roda perputaran tata pemerintah. Tidak bisa lagi penilaian kinerja didasarkan pada asal bapak/ibu pimpinan senang. Penilaian kinerja harus berdasarkan bobot tanggung jawab yang diemban. Elemen ketiga adalah Dukungan para pihak. Tidak mungkin tanggung jawab dalam mewujudkan Dynamic Government ini hanya diemban oleh Pemerintah sebagai pelaksana pemerintahan. Tidak akan mungkin tanggung jawab dalam mewujudkan Dynamic Government ini hanya dipusatkan pada sumber sumber pendanaan dari APBN/APBD. Ada Swasta, filantropi, dan banyak sumber sumber pendanaan inovatif yang nyatanya belum tersentuh dan cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan dalam mengisi gap kebutuhan fiskal pendanaan pembangunan suatu Bangsa. Elemen keempat adalah adanya center of excelent disetiap provinsi yang dapat membantu pemerintah. Adanya center of excelent ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam memfasilitasi pelatihan kepemimpinan, riset dan inovasi. Tentunya akan lebih baik apabila center of excelent ini terdiri dari unsur CSO/ Akademisi/Lembaga Think Tank/ Lembaga Riset. Elemen Kelima adalah Pers yang mengangkat berita yang objektif dengan narasi positif yang membangun. Tidak dapat dipungkiri, produk dari pers berupa berita merupakan makanan sehari hari masyarakat Indonesia. Bagaimana mungkin bisa terwujud masyarakat yang madani, bila narasi hoax, propaganda menjadi makanan sehari hari masyarakat Indonesia? Tentunya demokrasi yang baik adalah demokrasi yang bertanggung jawab. 

Konsep Dynamic government ini akan bisa terwujud melalui sebuah pola pikir dimana setidaknya ada tiga Kemampuan kognitif proses pembelajaran yang fundamental bagi tata kelola Dynamic Government ini yakni Thinking Ahead, Thinking Again, Thinking Across. Yang dimaksud dengan Thinking Ahead adalah Kemampuan untuk memahami tanda-tanda awal perkembangan masa depan yang mungkin mempengaruhi suatu negara agar tetap relevan dengan dunia. Sedang yang dimaksud dengan Thinking Again adalah Memikirkan kembali kemampuan dan kemauan untuk memikirkan kembali dan membuat ulang kebijakan yang berfungsi saat ini sehingga dapat memberikan kinerja yang lebih baik. Adapun yang dimaksud dengan Thinking Across adalah Kemampuan dan keterbukaan untuk melintasi batas untuk belajar dari pengalaman orang lain sehingga ide dan konsep baru dapat diperkenalkan ke dalam suatu lembaga. Melalui proses thinking ahead, thinking again dan thinking across inilah akan lahir sebuah kebijakan adaptive dalam mendukung terwujudnya dynamic government. Dalam konsep tata kelola pemerintah yang dinamis (dynamic governance) akan tercapai ketika kebijakan yang adaptif dijalankan. Kebijakan yang adaptif ini lebih merujuk kepada policy diffusion (Baybeck, Berry, & Siegel, 2011; Gilardi, 2016). Ada faktor pengungkit utama untuk mengembangkan dynamic governance yaitu orang yang cakap (able people) diisi oleh orang-orang yang cerdas, gesit, dan tangkas (agile people). 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun