menggemaskan (bermasalah dengan tata tertib sekolah). Mendapati siswa yang menggemaskan  memicu saya untuk bersikap lebih sabar lagi, lebih bijaksana lagi dalam mengambil tindakan agar tidak mencemarkan nama baik mereka. Tindakan menskorsing apalagi mengeluarkannya dari sekolah sama sekali bukan tindakan yang diharapkan. Bukankah tugas kita di sekolah adalah untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang sesuai harapan keluarganya.
Pengalaman beberapa puluh tahun mengajar di sekolah punya cukup banyak cerita khususnya pada tingkat menengah atas. Terutama cerita seputar siswa yangSiswa yang menggemaskan merupakan tantangan umum yang dihadapi oleh guru dan sekolah dimanapun berada. Walaupun perilaku menggemaskan bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, penanganannya adalah bagian penting dalam memastikan lingkungan belajar yang kondusif dan produktif. Menyikapi hal tersebut, ada beberapa strategi yang kerap digunakan untuk mencoba mengatasi perilaku menggemaskan siswa serta membantu mereka mengembangkan perilaku yang lebih positif.
Pemahaman Terhadap penyebab Perilaku Menggemaskan
Langkah pertama dalam menangani siswa yang menggemaskan ialah dengan berusaha memahami akar penyebab perilaku tersebut. Bisa jadi, perilaku menggemaskan adalah cara siswa dalam mengatasi persoalan pribadi, emosional, atau sosial. Beberapa penyebab umum perilaku 'nakal' diantaranya masalah keluarga, tekanan teman sebaya pada lingkungan bergaulnya, kurangnya dukungan sosial, atau kesulitan dalam belajar. Dengan memahami akar penyebab perilaku ini, guru dan staf sekolah bisa menentukan strategi yang lebih efektif.
Membangun Hubungan Emosional Positif
Membangun hubungan yang positif antara guru dan siswa dirasa cukup penting dalam menangani perilaku menggemaskan tersebut. Siswa yang merasa diperhatikan, dihargai, serta didukung oleh guru mereka lebih mungkin untuk merespons dengan baik terhadap upaya perbaikan. Guru dapat menciptakan hubungan yang positif dengan menyisihkan waktu untuk mendengarkan siswa, memberikan umpan balik yang sifatnya membangun, dan menunjukan empati terhadap masalah mereka.
Menerapkan Disiplin yang Adil dan Konsisten
Penerapan disiplin yang adil dan konsisten merupakan langkah penting dalam menangani siswa yang melanggar aturan. Siswa harus tahu bahwa aturan dan sangsi akan ditegakkan secara konsisten tanpa pandang bulu. Akan tetapi terkait sangsi dari melanggar aturan dipastikan pemberlakuannya sesuai pelanggaran yang dilakukan dengan tetap berpegang pada prinsip keadilan. Perubahan positif yang terjadi akan dikawal secara berkesinambungan untuk memastikan mereka tidak mengulangi lagi.
Menggunakan Pendekatan Edukatif
Selain sangsi, pendekatan yang sifatnya mendidik juga cukup efektif dalam menangani perilaku menggemaskan. Guru bisa bekerjasama dengan siswa guna membantu mereka memahami dampak dari tindakan mereka serta mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik. Hal ini bisa meliputi pembelajaran keterampilan pemecahan masalah, manajemen emosi, dan komunikasi yang efektif.
Berkolaborasi dengan Wali Murid