Mohon tunggu...
Herdi Hendrawan
Herdi Hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Hidayah bisa datang melalui pintu rasa takut.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SAJUTA: Sebuah Refleksi Profesi

30 September 2023   07:50 Diperbarui: 30 September 2023   07:55 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SAJUTA: Sebuah Refleksi Profesi

Sering penulis dengar di beberapa forum resmi yang diikuti para guru, seperti pelatihan kompetensi guru dan kepala sekolah yang penulis ikuti tiga hari yang lalu. Kegiatannya cukup menarik dan pastinya bermanfaat dalam menunjang kegiatan keseharian di madrasah. Ditambah lagi para penyaji materinya adalah para praktisi dan pemerhati pendidikan yang sangat kompeten dan expert dibidangnya.

Ada hal menarik yang menjadi perhatian penulis pada saat salah seorang pemateri mengatakan bahwa gaji guru itu perjamnya luar biasa tinggi, yaitu SAJUTA (kependekan dari Sabar Jujur dan Tawakal). Meski terkesan berseloroh tapi bisa dijadikan bahan refleksi buat kita para guru, bahwa betapa besarnya pahala yang Allah berikan dari sikap tersebut. Dengan kata lain pemateri ingin menyampaikan para guru untuk tetap bersikap Sabar, Jujur dan Tawakal dalam menjalani profesinya seberat dan semelelahkan bagaimanapun. Karena hanya dengan mengharap Ridlo-Nya pekerjaan yang melelahkan menjadi bernilai ibadah.

Profesi guru adalah salah satu pekerjaan yang membutuhkan kombinasi kualitas pribadi yang kuat dan hebat. Sabar, Jujur, dan tawakal merupakan sebuah konsep yang amat relevan dalam konteks profesi pendidik. Mengimplementasikan konsep-konsep ini bisa menjadi kunci sukses bagi seorang guru. Kok bisa? Tentu saja bisa! Dan Memang harus bisa.

Sabar (Patience): adalah kualitas yang amat penting bagi seorang pendidik. Mengajar siswa dengan beragam kemampuan, kepribadian, dan latar belakangnya bisa menjadi tugas yang menantang dan tidak gampang. Guru "sangat" perlu untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi tantangan profesi sehari-hari, seperti ketidak mengertian siswa, tingkah laku yang sulit dihadapi, pelanggaran tata tertib, termasuk perubahan dalam kurikulum.

Lalu bagaimana para guru dapat mengaplikasikan konsep sabar dalam profesinya? Tentu sudah banyak para ahli yang menjabarkan konsep ini. Secara sederhana menurut penulis sendiri  paling tidak ada tiga langkah yang bisa dicoba.

  • Memahami bahwa setiap siswa belajar dengan kemampuan serta minat yang berbeda, dan kesalahan merupakan bagian alami dari proses belajar.
  • Berbicaralah dengan lembut seraya memberikan arahan dan bimbingan dengan sabar manakala siswa mengalami kesulitan.
  • Ada baiknya juga, guru mempelajari teknik-teknik mengelola stres serta menjaga kestabilan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi.

Jujur (Honesty): merupakan nilai inti dalam pendidikan. Guru harus menjadi teladan kejujuran bagi para siswanya. Jujur tidak hanya tentang menghindari kebohongan, tetapi juga tentang berbicara terbuka dan jujur tentang kesalahan, tantangan, dan harapan.

Bagaimana guru bisa menerapkan konsep kejujuran dalam tugas kesehariannya? Paling tidak ada tiga cara yang coba penulis gali, yaitu:

  • Guru harus berlapang dada bersedia mengakui apabila mereka berbuat kesalahan dan berani mengambil tanggung jawab atasnya.
  • Memberikan feedback yang jujur kepada siswa terkait progress mereka dalam belajar serta dan bagian yang perlu diperbaiki.
  • Bertindak dengan integritas dan menjaga standar akhlak yang mulia dalam setiap tindakan dan keputusan.

Tawakal (Reliance on God): adalah konsep penting dalam Islam yang mengacu pada rasa percaya dan ketergantungan kepada Allah. Sejalan dengan profesi pendidik, tawakal mengandung makna meletakan keyakinan pada Allah sambil tetap melakukan upaya terbaik.

Kemudian langkah apa yang bisa diterapkan guna membangun konsep ini?

  • Guru dapat berdoa serta memohon bimbingan dari Allah dalam menghadapi tantangan dan keputusan penting.
  • Sambil bergantung kepada Allah, semestinya guru juga harus bekerja keras dan memberikan yang terbaik dalam menjalankan tugas keseharinnya.
  • Tawakal juga berarti menerima takdir, apakah itu takdir baik maupun takdir buruk harus diterima dengan ikhlas dan lapang dada.

Menggabungkan Sabar, Jujur, dan Tawakal dalam satu formula dalam menjalankan tugas profesi akan membantu guru menjalani peran mereka dengan penuh dedikasi, integritas, kesabaran, dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Konsep ini sewajarnya bisa menciptakan lingkungan belajar yang sehat, kondusif dan inspiratif bagi para siswa. Membantu mereka menumbuhkembangkan pribadi yang jujur, sabar, dan memiliki sikap tawakal dalam kehidupan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun