Apa yang ada dalam pikiran kalian pas denger kata pacaran? Sebenarnya, apa sih pacaran itu? Terus ada manfaatnya atau enggak? Mungkin akan muncul banyak pendapat dari masing-masing orang tentang apa itu pacaran.
Mungkin belum ada definisi yang pas dari kata tersebut. Tapi pada umumnya, orang mengartikan pacaran adalah hubungan antara dua lawan jenis yang saling menyukai, menyayangi, dan mencintai. Kemudian dari perasaan ‘saling’ yang mereka punya, mereka mengikat hubungan dengan pacaran.
Terus, kalau sudah mengikat hubungan, ngapain? Ya banyak. Ada sebagian pasangan yang melakukan hal-hal positif dan ada juga yang melakukan hal-hal sebaliknya. Yang menjadi masalah adalah jika orang berpacaran melakukan hal-hal negatif yang dapat merusak moral, kemudian berkembang menjadi merusak identitas bangsa. Pertanyaanya, kita butuh untuk pacaran nggak sih? Atau sekedar keinginan semata? Atau mungkin karena takut dibilang jomblo ngenes?
Membahas positifnya pacaran. Ada atau enggak? Ada. Banyak orang yang bilang pas kita pacaran, kita akan punya orang yang memerhatikan, selalu menyemangati, dan membawa kebahagiaan setiap waktu. Tapi apakah bentuk dari semuanya itu cuma bisa kita dapatkan dari seorang pacar? Enggak. Kita masih punya keluarga, sahabat, teman. Dan tentu kasih sayang, perhatian, semangat, dan kebahagiaan yang mereka beri jauh lebih tulus daripada seorang pacar yang ‘pasti’ akan minta timbal balik. Lebih lagi yang mungkin enggak kita sadari, kita masih punya Tuhan yang secara tidak langsung bisa memberi semuanya lebih dari seorang pacar.
Sekarang kalau kita mau melihat lebih jauh, coba perhatikan. Dimanapun kita pergi ke tempat umum, di sudut manapun, pasti disitu akan ada sepasang muda-mudi yang sedang berduaan. Mungkin nggak semua dari mereka sedang pacaran. Bisa saja kakak beradik yang memang pergi berdua, saudara sepupu, atau mungkin cuma teman. Tapi jika diamati, pasti berbeda antara yang pacaran atau enggak. Karena remaja zaman sekarang sudah nggak malu-malu lagi menunjukkan kelakuan mereka didepan orang banyak. Nah, kalau didepan umum saja sudah berani bertingkah, bagaimana kalau hanya berdua? Apalagi ternyata, kebanyakan dari mereka adalah pelajar yang masih dibawah umur. Yang seharusnya berpikir tentang sekolah, melaksanakan kewajiban untuk belajar, malah menghabiskan waktu untuk sesuatu yang lebih banyak buruk daripada baiknya. Parahnya lagi, dengan gaya pacaran seperti itu, banyak gadis yang hamil diluar nikah. Disitulah letak sisi negatif dari pacaran. Seakan orang yang sedang dimabuk cinta hilang kendali dan nggak bisa berpikir panjang tentang apa dampak yang akan mereka terima kalau terus menerus melakukan hal nggak bermanfaat seperti itu. Hanya akan merusak citra diri sendiri, keluarga, dan bangsa tentunya.
Setelah melihat positif dan negatifnya, kita kembali ke pertanyaan paling penting. Pacaran itu kebutuhan atau keinginan sih? Dan jawabannya tergantung pribadi masing-masing. Ada baiknya kita menimbang apa yang akan kita dapat kalau kita pacaran. Apakah itu baik atau buruk. Semua orang pasti menilai berbeda. Kalau memang memilih pacaran karena nggak bisa hidup tanpa seorang pacar, lakukanlah hal yang bermanfaat dengan pasangan. Kalau memilih untuk enggak pacaran, mungkin bisa lebih fokus pada apa yang sedang dijalani saat ini. Kedewasaan berpikir kita akan mengantarkan pada hasil yang memuaskan. Setiap hal yang ada di dunia ini, apapun itu pasti mempunyai sisi positif dan negatif, begitu juga pacaran. Tinggal bagaimana kita bisa menyikapinya. Mari menjaga nama baik diri sendiri dan bangsa kita tercinta ini. Kalau sudah gitu, hayo mau pilih yang mana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H