Mohon tunggu...
Sitti Fathimah Herdarina Darsim
Sitti Fathimah Herdarina Darsim Mohon Tunggu... -

a volunteer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Sandwich

22 November 2014   12:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:08 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah buku sosiologi terjemahan yang saya temukan di perpustakaan fakultas. Sayamembuka bagian yang membahas pernikahan dan keluarga. Kemudian, saya mendapati kata-kata tebal bertuliskan “Generasi Sandwich”. Saya begitu tertarik melihat judul tersebut, maka saya pun membaca penjelasan di bawahnya.

Jika sandwich biasanya terdiri dari roti tawar yang ditumpuk dengan sayur-sayuran, telur mata sapi, sepotong daging yang telah digoreng, kemudian dipadu dengan selembar keju dan mayonnaise serta saus tomat atau sambal. Pada bacaan yang saya baca dalam buku tersebut, generasi sandwich adalah istilah untuk sebuah generasi di mana generasi tersebut harus menanggung biaya hidup orang tua mereka dan di saat bersamaan juga harus menanggung biaya hidup anak-anaknya.

Generasi sandwich dapat terbentuk akibat ketidaksiapan generasi orangtua. Generasi orangtua tidak mempersiapkan masa pensiun atau hari tuanya dengan baik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh generasi orangtua. Terbatasnya informasi dan belum dikenalnya ilmu perencanaan keuangan mungkin juga merupakan beberapa alasan mengapa generasi sandwich dapat terbentuk.

Tidak banyak dari generasi orangtua kita yang beruntung memiliki cukup dana dan mengerti untuk memutarkan dana mereka seperti orang-orang yang lebih berpendidikan di masa orangtua kita. Orang-orang yang lebih berpendidikan jelas mengerti bagaimana cara mengatur atau mengelola keuangan mereka. Biasanya mereka menginvestasikan uang mereka ke tanah atau bangunan.

Tingginya biaya hidup dan kecenderungan semakin sedikitnya jumlah anak dalam satu keluarga di zaman modern ini, membuat generasi sandwich semakin terjepit. Jika dulu jumlah anak dalam satu keluarga mencapai empat sampai dengan tujuh anak, bahkan sampai sepuluh anak seperti keluarga ayah saya. Sehingga ketika harus menanggung biaya hidup orangtua, akan terasa jauh lebih ringan karena biaya tersebut ditanggung oleh beberapa anak. Sedangkan keluarga dengan anak yang hanya satu atau dua orang akan merasa jauh lebih berat bagi anak jika orangtua tidak mempersiapkan dana pensiun mereka.

Biaya hidup orangtua termasuk obat-obatan yang cukup mahal, ditambah biaya hidup pribadi, serta keperluan biaya pendidikan anak-anaknya akan menyebabkan generasi sandwich harus mengeluarkan biaya yang cukup besar setiap bulannya. Oleh karena itu, generasi sandwich harus berusaha keras untuk mencari pendapatan sebesar mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Jadi, jika Anda memiliki tanggungan untuk memenuhi kebutuhan hidup orangtua serta biaya hidup dan pendidikan anak Anda, maka Anda termasuk ke dalam generasi sandwich. Hal yang harus diperhatikan adalah sebaiknya Anda telah melakukan perencanaan keuangan sedini mungkin untuk anak, bahkan sebelum mereka lahir. Selain itu, Anda juga dapat mencari tahu seberapa besar kebutuhan dana pensiun Anda agar dapat menghitung seberapa besar yang bisa Anda tabung untuk dana pensiun tersebut.

Jika Anda telah mempersiapkan dana pensiun, maka di masa tua Anda nanti, Anda tidak akan menjadi beban bagi anak-anak Anda. Sehingga mereka dapat memiliki kualitas hidup yang jauh lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun