Mohon tunggu...
Putri Herdayanti Antono
Putri Herdayanti Antono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Jember

Mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2023. Asal Surabaya. Alumni SMAN 18 SBY.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ironis Pemukiman Kumuh di Pusat Kota Surabaya Mengurangi Keindahan Kota Surabaya

29 September 2023   18:02 Diperbarui: 29 September 2023   18:08 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Surabaya merupakan kota kedua terbesar di Indonesia. Kota yang menjadi pusat perekonomian Indonesia ini juga mengalami permasalahan seperti yang dialami oleh sebagian besar kota besar lainnya contohnya seperti berbagai ibu kota di seluruh penjuru negara. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia maka kepadatan penduduknya pun semakin meningkat setiap tahunnya. Ditambah banyaknya orang bermigrasi ke Kota Surabaya. Banyak masyarakat yang berpindah ke Surabaya dengan tujuan yang berbeda-beda tentunya. Seperti mahasiswa belajar dan para fresh graduate mencari lapangan pekerjaan. Karena gaji yang ditawarkan termasuk tinggi diantara kota lain di Indonesia. Namun bagi masyarakat yang memiliki low skill akan sangat sulit bersaing di area perkotaan seperti itu. Hal itu menyebabkan pengangguran dan kemiskinan semakin bertambah di Kota Surabaya. Tingkat ekonomi yang rendah memaksa mereka untuk tinggal dan hidup di area yang tidak seharusnya dihuni atau jika semakin dibiarkan begitu saja akan menyebabkan pemukiman kumuh. 

Beberapa isu perumahan dan hunian di Surabaya :

  • Tumbuhnya pemukiman illegal
  • Para masyarakat yang tidak memiliki tanah atau hunian akan membangun tempat tinggal mereka di atas tanah yang bukan miliknya. Sehingga banyak sekali warga yang mengalami konflik dengan pihak berwenang karena tidak ingin digusur atau dipindahkan ke tempat lain.
  • Contohnya : masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran sungai brantas. Mereka tidak mau di pindahkan karena merasa sudah lama bermukim di daerah terebut. Namun semakin mengecilnya lebar sungai pemerintah merelokasi warga tersebut ke rumah susun. Solusi  tersebut tidak banyak menarik warga jika mengingat akses rumah susun tidak efisien dibandingkan rumah mereka semula.
  • Turunnya kualitas lingkungan
  • Banyaknya industri di Kota Surabaya mengakibatkan udara dan air ikut terdampak. Dampaknya yang sering dirasakan adalah debu dari limbah yang dilepaskan ke udara. Hal tersebut juga menimbulkan menurunnya kualitas udara. Dan juga pantai yang perairannya sudah tercemar sehingga warna airnya menjadi coklat. Akan mencemari ekosistem dibawahnya. Dengan mengkonsumsi ikan secara berlebihan akan berdampak kepada kesehatan tubuh kita.
  • Mahalnya harga hunian
  • Persaingan pekerjaan membuat masyarakat sangat banyak tantangan ekonomi yang dihadapi. Perumahan  kota yang mudah diakses banyak dicari oleh konsumen yang membuat harga akan semakin tidak masuk akal. Maka dari itu, masyarakat membeli rumah yang agak jauh dari perkotaan namun tidak efisien karena jauh sehingga memakan waktu lama untuk ke pusat pemerintahan.

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kekumuhan  di Surabaya yang dapat disarikan dari beberapa artikel, antara lain:

  • Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi.

  • Ruang terbuka terbatas
  • Jenis pekerjaan informal berpenghasilan rendah
  • Kondisi bangunan  sudah tua dan tidak teratur
  • Ventilasi, penerangan dan sanitasi yang buruk
  •  Kepadatan bangunan
  • Kondisi drainase, jaringan air minum, jaringan air limbah, jaringan sampah dan  jalan yang buruk
  • Faktor ekonomi  dipengaruhi oleh variabel tingkat pendapatan dan harga tanah

.

Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan dana lahan untuk perumahan, tingginya jumlah penduduk yang tinggal di kota, jenis pekerjaan informal yang berpendapatan rendah, kondisi bangunan yang sudah tua, kurangnya pengorganisasian dan  kondisi lingkungan yang buruk merupakan penyebab utama permasalahan ini. penyebab utama. 

 Faktor utama penyebab  permukiman kumuh di Surabaya. Selain itu, kepadatan konstruksi, kondisi drainase, sistem air minum, sistem drainase, limbah, jaringan jalan dan faktor ekonomi juga  memperparah kondisi permukiman kumuh di kawasan pemukiman.

Masalah ini menjadi cukup kompleks dengan adanya fakta informasi dari hasil penelitian sebagai  berikut :

  • Populasi permukiman kumuh ilegal di pusat kota Surabaya, menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2012, hanya mencakup Rukun Warga (RW) yang ditempatkan di kawasan kumuh ilegal di pusat kota Surabaya. Salah satu permasalahan kota adalah permukiman kumuh di pinggiran selatan Surabaya. Permukiman di kawasan ini menjadi rentan karena banyak  penduduk desa yang pindah ke kota dan memilih menetap di sana.
  • Kelurahan Kapasari merupakan salah satu kawasan kumuh yang ada di pusat kota Surabaya
  • Surabaya  berhasil menata kawasan kumuh sedemikian rupa sehingga hanya tersisa 0,3%.
  • Di kota-kota besar seperti Surabaya, masih banyak masyarakat yang terpaksa tinggal di kawasan yang bukan merupakan pemukiman.
  • Penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa permasalahan dana tanah untuk perumahan di kota surabaya khususnya di kawasan surabaya pusat masih banyak permasalahan sehingga masih banyak  warga yang memanfaatkan tanah secara ilegal untuk dijadikan tempat tinggal. Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2014 bertujuan untuk membangun sistem klasifikasi permukiman kumuh di kawasan pusat kota Surabaya, berdasarkan karakteristik dan faktor pembentuk permukiman kumuh.

Program pemerintah yang ada untuk memulihkan permukiman kumuh di Surabaya meliputi:

  • Program Kotaku (Kota Tanpa Permukiman Kumuh)  bertujuan untuk mengurangi kekumuhan di perkotaan. Program ini melibatkan  masyarakat dalam upaya pengurangan permukiman kumuh.
  • Hasil : Program Kotaku telah berhasil mengurangi jumlah permukiman kumuh di Surabaya. Program ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan permukiman kumuh. Masyarakat dapat bergabung dengan program ini dengan cara mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh program Kotaku.
  • Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)  bertujuan untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat
  • Hasil : Program P2KP telah berhasil meningkatkan kualitas permukiman kumuh melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dapat membantu program pemerintah dengan memberikan informasi mengenai lokasi permukiman kumuh yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Masyarakat dapat membantu program pemerintah dengan mendukung kebijakan untuk perbaikan prasarana jalan, jembatan, dan sistem drainase
  • Program Tridaya  bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, mengembangkan perekonomian lokal dan menciptakan lapangan kerjaHasil  : Program Tridaya telah berhasil meningkatkan kemampuan masyarakat, pengembangan ekonomi lokal, dan penciptaan lapangan kerja
  • Program Rehabilitasi Kawasan Kumuh Sosial  (RSDK)  bertujuan untuk memberdayakan masyarakat  kumuh yang kurang beruntung
  • Hasil : Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK) telah berhasil memberdayakan masyarakat prasejahtera di kawasan permukiman kumuh

Dari program-program tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permukiman kumuh di Surabaya. Program Kotaku dan P2KP melibatkan  masyarakat dalam upaya pengurangan permukiman kumuh, sedangkan program Tridaya dan RSDK bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kumuh yang kurang beruntung.Dari hasil-hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa program pemerintah yang telah dilakukan untuk mengatasi permukiman kumuh di Surabaya telah memberikan hasil yang cukup signifikan. Program Kotaku, Tridaya, P2KP, dan RSDK telah berhasil meningkatkan kualitas permukiman kumuh melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan memberdayakan masyarakat prasejahtera di kawasan permukiman kumuh. Selain itu, Surabaya telah berhasil menata permukiman kumuh sehingga tersisa 0,3 persen.

sumber dari infromasi di atas dari data yang terpercaya :

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/7700/8066

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/38202/33713 https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/kr/article/download/20022/6428 https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/kr/article/view/20022

https://ejurnal.provisi.ac.id/index.php/jurnalmahasiswa/article/download/461/388 https://www.its.ac.id/news/2019/07/18/kotakumati-solusi-mengurangi-permukiman-kumuh-di-perkotaan/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun