Mohon tunggu...
Herbert Manurung
Herbert Manurung Mohon Tunggu... Mahasiswa, Pengajar, Penulis, Peneliti -

Menulis itu seni, ide dan gagasan yang anda tulis bisa mengubah dunia. Tulisan juga bisa mengubah hidup kita, menulislah!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hashtag #AskBNI: Sumber Jawaban bagi yang “Tersesat”

4 Februari 2016   22:16 Diperbarui: 4 Februari 2016   22:29 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber:http://m.bnizona.com/index.php/promo/view/26/1077

Kenapa harus Bertanya

Bertanya adalah salah satu kebiasaan orang bijak. Pada dasarnya kebiasaan bertanya adalah hal yang lumrah karena kita sebagai manusia memiliki keterbatasan. Namun, yang menjadi masalah sekarang adalah kita sering malu bertanya bahkan tidak mau bertanya sama sekali. Padahal dengan bertanya kita akan menemukan solusi.  

“Malu bertanya sesat di jalan”

Teman-teman pembaca, ungkapan di atas adalah ungkapan yang sering kita dengar untuk mengingatkan kita supaya tidak malu bertanya. Bertanya itu sangat penting, apalagi ketika kita hendak pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi, kita pasti menanyakan alamat yang dituju kepada orang lain. Misalnya, bertanya kepada supir atau pedagang kali lima (PKL) atau siapa saja yang bisa ditanya. Coba anda bayangkan kalau kita malu bertanya kepada mereka, bisa-bisa kita sesat di jalan. Maksud mengunjungi alamat yang dituju malah keluyuran di jalan karena tidak ketemu juga. Wah, sia-sia deh perjalanan satu hari itu.

Nggak Malu Bertanya Nggak Sesat di Jalan

Sudah seharusnya kita nggak malu bertanya supaya nggak sesat di jalan. Teman-teman pasti memiliki pengalaman seputar kebiasaan bertanya kepada orang lain tentang sesuatu hal, apakah menanyakan alamat atau yang lainnya. Kalau saya sendiri filosofi nggak malu bertanya nggak sesat di jalan sangat terasa ketika saya masih satu bulan di Jakarta. Saya jarang sekali keluar rumah, maklum saya pendatang baru di kota ini. Cuman, ada kejadian lucu ketika naik bus Damri dari Bandara Soetta menuju simpang Volvo sebelum Pasar Minggu. Saya nggak malu bertanya kepada orang disamping saya, dengan sopan saya pun menanyakan dimana simpang Volvo. Kemudian disamping saya memberitahu saya. Namun, setelah dia turun saya pun memperhatikan setiap penumpang yang turun, saya bertanya dalam hati apakah ini simpang Volvo atau tidak. Dalam hati masih ragu, saya pun bertanya lagi kepada penumpang lain. Ternyata simpang itu sudah lewat. Katanya lagi, “Kan tadi sudah dibilangin sama kondekturnya simp. Volvo, Mas sih ngak turun”. “Oh iya mas, sambungku. Maklum teman-teman suara kondekturnya tidak kedengaran, beruntung tidak terlalu jauh kelewatan. Saya pun jadi malu waktu itu, maklum baru pertama kali menginjakkan kaki di kota Jakarta. Tetapi saya bersyukur dengan bertanya, alamat yang dituju dapat juga.

Sebagai pendatang baru, saya pun tidak takut tersesat mengelilingi kota terbesar di Indonesia ini. Mengelilingi kota Jakarta hanya dengan modal nekat dan mau bertanya. Dengan modal bertanya pula saya mendapatkan keluarga di perantauan. Banyak tempat di Jakarta telah saya lalui ketika melamar pekerjaan dan saya bersyukur waktu itu jawaban orang-orang yang saya tanyai menuntun saya ke alamat yang dituju.

Bertanya pada Teknologi Digital

Teman-teman pembaca, kebiasaan bertanya sekarang sudah sering kita lakukan melalui internet. Dengan mengetik kata kunci pada mesin pencari Google, maka akan muncul jawaban yang beragam. Tentu ini tidak secangih ketika kita bertanya kepada orang lain. Mencari alamat dengan teknologi satelit (GPS) juga bisa dilakukan asalkan perangkat IT kita terhubung dengan internet.

Teman-teman pembaca, fenomena bertanya kepada ‘mbak’ Google atau mesin pencari lainnya lainnya sudah menjadi tren dalam kehidupan kita saat ini. Tidak hanya melalui browser tersebut, media sosial juga sangat berperan memberikan informasi ataupun jawaban. Banyak kalangan muda yang menggunakan media sosial ini untuk berkomunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun