Mohon tunggu...
Herbert
Herbert Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius

Saya gemar membaca konten tentang situasi saat ini dan bagaimana dampaknya terhadap ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Crypto: Tambang Emas Atau Kasino?

27 April 2024   22:16 Diperbarui: 27 April 2024   22:33 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Popularitas Cryptocurrency atau mata uang kripto akhir - akhir ini meningkat, terutama di Indonesia. Hal ini berdasarkan oleh laporan We Are Social dan Hootsuite di mana Indonesia menempati peringkat keenam negara pemilik mata uang kripto terbesar di dunia. Sebanyak 20,1% dari pengguna internet berusia 16 sampai 24 tahun memiliki mata uang kripto pada Januari 2023 (Annur, 2023). Maka dari itu, wawasan masyarakat Indonesia tentang mata uang kripto perlu ditingkatkan. 

Apa itu Mata Uang Kripto?

Lantas apa pengertian dari mata uang kripto? Secara umum, kripto adalah mata uang digital. Seperti mata uang lainnya, tujuan utama kripto adalah sebagai alat perdagangan/alat tukar untuk transaksi yang terjadi secara online. Mata uang digital ini diamankan oleh berbagai algoritma dan kriptografi yang didasarkan oleh teknologi Blockchain. Mata uang kripto ini bersifat terdesentralisasi, yang berarti dapat digunakan di negara manapun pada platform apapun asalkan terkoneksi jaringan internet. Hal ini memudahkan masyarakat dari berbagai latar belakang dan usia untuk menggunakannya. Contoh - contoh cryptocurrency yang paling terkenal adalah Bitcoin dan ETH/Ethereum. Di waktu penulisan artikel ini, 1 Bitcoin setara dengan Rp 1.025.849.231 dan 1 ETH setara dengan Rp 51.121.440. 

Sebelum membahas lebih lanjut tentang kripto, kita perlu mengetahui cara kerja teknologi Blockchain. Berdasarkan namanya, Blockchain adalah sebuah untaian blok di dalam sebuah buku besar online. Masing - masing blok berisi transaksi yang sudah terverifikasi oleh setiap jaringan/network. Berikut adalah sebuah gambar dari situs web Kemenkeu yang menjelaskan cara kerja Blockchain.

Apa Kelebihan dan Kekurangan Mata Uang Kripto?

Seperti yang dituliskan di atas, kripto bersifat terdesentralisasi sehingga dapat digunakan di manapun dan kapanpun tanpa batasan negara maupun birokrasi. Selain itu, kripto lebih tahan akan inflasi moneter karena persediaannya yang terbatas. Dilansir dari situs web Allianz, jumlah Bitcoin di dunia tidak lebih dari 21 juta. Lalu berkat teknologi Blockchain, identitas dari pelaku transaksi kripto terlindungi dari pencuri. Serta, transaksi yang terjadi bersifat transparan, cepat dan praktis. Keempat hal ini, membuat transaksi maupun investasi kripto menarik bagi masyarakat dunia.

Namun, kekurangan mata uang ini tentunya ada. Pertama, menurut OJK nilai mata uang kripto bersifat fluktuatif dan tidak terkendali. Di mana kenaikan dan penurunan nilai kripto dapat berubah setiap waktu karena alasan yang tidak jelas. Hal ini menumbuhkan sebuah resiko besar saat investasi, dan akan terasa seperti judi jika tidak menggunakan teknik yang benar. Berdasarkan sebuah wawancara dengan Squawk Box CNBC, salah satu investor terbaik di dunia yaitu Warren Buffet, menyebut mata uang kripto sebagai "token perjudian". "Sesuatu seperti bitcoin, itu adalah token perjudian dan tidak memiliki nilai intrinsik apa pun, Tetapi hal itu tidak menghentikan keinginan orang untuk bermain roda roulette," ucap Buffet. Wakil Ketua Berkshire, Charlie Munger juga tidak setuju dengan penggunaan cryptocurrency. Ia juga menyebut kripto sebagai "perjudian yang gila dan bodoh". Fluktuasi nilai yang tidak jelas merupakan salah satu faktor dari pendapat negatif mereka terhadap kripto.

Kedua, karena bersifat terdesentralisasi maka semua orang bisa menggunakannya. Hal ini akan menimbulkan sebuah tren di masyarakat terutama kalangan muda. Perasaan ketakutan kehilangan momen atau fear of missing out (FOMO) akan mendorong banyak anak muda untuk mencoba kripto. Tanpa pengetahuan yang mendalam tentang pasar, perdagangan atau investasi, kemungkinan untuk memperoleh kerugian akan sangat besar. Hal ini digabungkan dengan sifat tempramental dari anak - anak muda, dapat menyebabkan rasa depresi dan putus asa bahkan tindakan bunuh diri.

Salah satu contohnya adalah kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2023 lalu. Dilansir dari situs web CNBC, polisi menjelaskan bahwa pelaku hendak mencuri barang korban karena terlilit utang pinjol setelah rugi besar bermain kripto. Pelaku berusia 23 tahun dan korbannya berusia 19 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa investasi kripto dengan dasar pengetahuan yang rendah akan menimbulkan bahaya.

Ketiga, penggunaan teknologi Blockchain yang menjaga identitas pelaku transaksi malah menjadi bumerang. Karena tidak menggunakan identitas asli, kripto rentan digunakan dalam transaksi pasar gelap. Salah satunya adalah situs pasar gelap Silk Road yang melakukan transaksi penjualan barang ilegal menggunakan mata uang kripto. Transaksi tersebut menjadi sulit dilacak karena teknologi Blockchain yang menjaga kerahasiaan pembeli dan penjualnya. Tidak seperti mata uang lainnya yang mudah dilacak perpindahannya. Akibatnya, barang ilegal seperti narkoba, senjata api, senjata tajam, dan bahkan konten negatif mudah tersebar di masyarakat. Walaupun pada akhirnya Silk Road diberantas, namun tentunya masih banyak situs pasar gelap lainnya yang beroperasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun