Perspektif Ajaran Ki Ageng Suryomentaram
"Tiyang utawi bangsa punika saget moncer lan misuwur menawi tansah saget ngupakara kanthi leres lan trap raos-raos ingkang saking panca indriya, penggalihan luhur, panggayuh mulya, raos eling lan sedaya pirantos batin kados bakat-bakat kanthi ngrembaka sae"
Seseorang atau sebuah bangsa dapat gemilang dan dikenal asal mampu mengelola dengan baik rasa-rasa yang dipersepsikan panca indera, pendalaman keluhuran, bercita cita mulia, rasa ingat (eling), serta mampu mengelola dengan baik semua perangkat batin semisal bakat-bakat.
-Ki Ageng Suryomentaram-
Â
Setiap bangsa memiliki cita-cita bersama sekaligus tantangan-tantangan yang tak pernah mereda. Cita-cita Bangsa Indonesia seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 adalah pertama, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, kedua, memajukan kesejahteraan umum, ketiga mencerdaskan kehidupan bangsa, keempat, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tentu saja pokok awal pembangunan sebuah bangsa sebenarnya adalah pembangunan manusianya terlebih dahulu, senada dengan syair lagu kebangsaan Indonesia Raya dimana yang pertama dilakukan adalah bangunlah jiwanya baru kemudain bangunlah badannya.Â
Dalam konteks bangunlah jiwanya ini terdapat satu pandangan menarik dari seorang tokoh kejiwaan sekaligus tokoh pejuang Indonesia yang bernama Ki Ageng Suryomentaram yang dijuluki Plato dari Jawa oleh sarjana-sarjana barat. Bahwa titik tolak semua pembangunan adalah pembangunan masing-masing pribadi, sehingga dalam tataran masyarakat akan secara pasti terimbas ikut terbangun dengan baik. Kualitas pribadi yang mumpuni menjadi dasar bagi kualitas sebuah bangsa.
Seperti termaktub dalam wejangan beliau yang termuat di awal tulisan, bahwa kualitas seseorang menjadi baik jikalau selalu dapat menjaga rasa-rasa yang dipersepsikan panca indera, berhati luhur, bercita cita mulia, rasa ingat (eling) semua perangkat batin semisal bakat-bakat dapat berkembang dengan baik. Dengan kata lain setiap pribadi Indonesia perlu untuk memiliki kematangan psikologis (jiwa), memiliki hati yang luhur dengan rasa kemanusiaan dan keadilan yang baik, dan dapat mengenali bakatnya masing-masih dan terus mengembangkannya. Â Â Â Â Â Â
Setelah dalam tataran pribadi terbangun, maka rasa pribadi akan beranjak kepada rasa soial dengan melahirkan kualitas rasa secara berurutan (konsekuensi lanjutan);
- Nuwuhaken Raos Sami (memunculkan tepa sarira dan mencoba merasakan rasa orang lain)
- Raos Sami saget nuwuhaken Raos Lega (Rasa setiap orang sama saja, meraih kebahagiaan akan menimbulkan rasa merdeka)
- Raos Lega nebihaken Raos pasulayan (Ketika manusia mampu bebas dari embel-embel yang ada pada dirinya tanpa memandang pangkat derajat kekayaan akan memunculkan rasa berani menjadi manusia seutuhnya yang mampu mengendalikan kehendak sehingga menciptakan Kerukunan)
- Saget tumindak kanthi bener dateng sesame (perlu mawas diri agar terhindar dari Merasa Paling dan sikap semena-mena kepada sesama)
- Nebihaken saking lepat amargi mboten mangertos (menjauhkan salah sikap yang disebabkan ketidaktahuan)
- Tuwuh raos sekeca , tentrem ayem damai (rasa masyarakat akan nyaman, tenteram dan damai)
- Mboten nabrak raos ing liyan (terhindar dari benturan rasa dengan orang lain)
- Gesang sesrawungan bebrayan saget dados tentrem lan dame (kehidupan social masyarakat menjadi tenteram dan damai.
Setelah rasa dan sikap masing-masing pribadi baik dan tercermin dalam kehidupan social kemasyarakatan yang baik, maka Negara perlu mengupayakan beberapa hal sebagai berikut;
- Memenuhi kebutuhan hidup dengan segala potensi tenaga, alat, latihan, belajar dan bekerja bersama-sama
- Nyekapi kabetahan gesang kanthi tenaga, pirantos, gladi, sinau, makarya. (selalu belajar, berlatihm menggunakan alat-alat dan kebersamaan)
- Mengembangkan teknologi guna membantu cara hidup yang lebih efisien
- Nyipta samukawis barang lan sarananing gesang. (teknologi)
- Mengembangkan kesenian dan kebudayaan
- Nyipta kagunan kangge kaendhaning gesang. (Seni kesenian)
- Selalu mengobarkan harapan dan cita-cita rasa hidup yang berperikemanusiaan luhur.
- Nuwuhaken wonenipun gegayuhan raos gesang kamanungsan ingkang luhur lan mulya (Menjunjung tingi rasa kemanusiaan)