Mohon tunggu...
Helmi Herawadi
Helmi Herawadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis sebagai suatu hiburan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengalaman yang Sama antara Gede Pasek dengan Anas

10 September 2014   01:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:09 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sidang Anas, hampir menemui babak akhir. Namun ada yang masih mengganjal dan belum menemui titik terang, yaitu tentang pemberian sejumlah uang yang diberikan SBY kepada Anas. Menurut pengakuan Anas, Uang DP pembelian Mobil Harier itu berasal dari pengasih Presiden SBY, atas jasa jasa Anas selama pilpres berlangsung, tidak hanya sekali saja SBY memberikan semacam uang saku untuk Anas, dikatakan anas beberapakali. Salah satunya ketika akan pergi ke daerah pemilihannya pada pileg 2009.  Seiring dengan dakwaan dengan penerimaan gratifikasi hambalang, Anas merasa perlu menjelaskan hal ihwal, asal muasal pembelian mobil harier itu. Seperti air yang mengalir, ungkapan Anas itu terjadi ketika seseorang merasa perlu untuk menceritakan apa yang dialaminya guna membela diri dari dakwaan gratifikasi itu sendiri. Lalu diceritakanlah apa yang memang pernah ia alami. Dalam Pandangan umum, opini masyarakat, Anas bisa dikatakan berbohong dan juga tidak. Bisa itu memang fakta yang sebenarnya atau hanya karang karangan Anas saja. Dan tidak disitu saja, ketika SBY memberikan uang senilai 250 juta secara tunai, tidak melalui transfer, ada saksi yaitu Ibu Ani. Sebagaimana dalam penjelasan Anas dalam persidangan, bahwa ibu Ani menyaksikan pemberian uang tersebut. Sampai saat ini belum ada penjelasan dari Pak SBY dan Ibu Ani mengenai itu.

Ketika masalah ini belum menemui kejelasan, Gede Pasek melalui akun Twitternya mengisi kekosongan itu dengan twitnya " Opini Syarif Hasan untuk menjerat Anas ke penjara@", twitt itu diangkat atas dasar pernyataan Syarif Hasan yang mengatakan bahwa tidak mungkin Pak SBY memberi uang senilai 250 juta, sedangkan gaji SBY saja 50 juta. Disinilah, seorang Gede Pasek merasa perlu untuk menjelaskan dan mengangkat apa2 yang orang kadang tidak menyadari sesuatu. Anologkanlah misalnya kita. Saya misalnya, umpama punya gaji 5 juta perbulan. Kalau logikanya, kenapa saya punya rumah, punya mobil, motor dan lain sebagainya. tidak logis? tidak juga. karena kita hidup tidak statis dan selalu menemukan dan mendapat sesuatu dari jalan lain. Masalah pemberian uang itu yang tau hanya Anas dan SBY disamping Ibu Ani sendiri.

Seorang Gede Pasek pun tidak mengetahui masalah itu. Namun Sebagai orang dekat Anas, Pasek merasa perlu untuk mengkaji tentang masalah itu ditinjau dari sudut pandangnya dan pengalamannya sendiri ketika dia masih ada dalam kepengurusan Partai Demokrat. Bagaimana melogika kan tentang hal tersebut? Siapa yang lebih masuk akal tentang penjelasan hal tersebut dibandingkan dengan pernyataan Syarif Hasan dan pandangan umum. Tidak elok rasanya seseorang menilai sesuatu yang tidak diketahuinya, atau dialaminya, apalagi membantahnya. Maka diceritakanlah sebuah pengalaman yang mungkin bisa menjadikan referensi bahwa hal itu logis atawa tidak. Diceritakan Gede Pasek, selama dia menjadi Pengurus Partai Demokrat, hal apa yang dialami Anas teralami juga olehnya. Sebagai seorang Presiden, dikatakan Pasek bahwa SBY senang jika ada kader kadernya yang berkarya, untuk lebih jelasnya bisa anda buka link ini: http://chirpstory.com/li/228995. Disana bisa dijelaskan bagaimana seorang SBY tak sungkan memberikan apresiasi bila kader2nya berkarya sebagai anak bangsa. Begitu setianya seorang Gede Pasek sampai hari ini, tentu bukan karena kedekatan yang tanpa dasar.

Hal itu berdasarkan pengalaman2 yang telah dijalaninya menemani seorang Anas sampai hari ini ketika sahabatnya dijadikan terdakwa. Kenapa Seorang Gede Pasek begitu setia, ketika orang lain malah menjauhi Anas, dia malah tetap berdiri disampingnya. Ibaratkan diri kita sendiri, mempunyai seorang teman atau sahabat, yang telah bersama sama bekerja, intensitas pertemuan yang banyak, tentu kita akan sedikit banyak tahu siapa teman kita. Membela teman kita ketika temannya dirundung suatu masalah, adalah hal yang manusiawi. Kita pun mengalami hal hal seperti itu. Ungkapan Gede Pasek itu adalah sebagai pembanding ketika masyarakat pada umumnya menuntut penjelasan mengenai masalah SBY dengan Anas. Mana yang lebih logis. Akal akalan Anas kah atau memang hal itu terjadi (sambil menunggu penjelasan SBY). Seperti ketika suatu masalah begitu menemui jalan buntu, pasti ada titik terang yang bisa sedikitnya menjelaskan tentang hal tersebut untuk sampai akhirnya terselesaikan. Disinilah hal2 yang tak terduga biasanya akan datang dengan sendirinya.

Hukum bukan Persepsi, tapi setidaknya, ungkapan Gede Pasek itu sebagai jalan untuk menemui kebenarannya. Ungkapan Anas " saya siap digantung di Monas jika terbukti koruspsi satu rupiahpun"  dengan "Setianya Seorang Pasek menemani sahabatnya ketika menjadi terdakwa, tentu dua hal itu bukan Retorika dan tidak tanpa dasar. Dua hal itu mempunyai makna penting baik buat anas sendiri dan buat Gede Pasek secara pribadi. Sebagaimana kita tahu dan ikuti, Kasus Anas hampir menemui titik terang, Siapa itu Anas dan Siapa itu Nazarudin. biarlah fakta persidangan menjelaskannya. Kita menunggu ketuk palu Hakim untuk sebuah keadilan yang memang kita tunggu tunggu dinegeri tercinta ini. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun