Kapur Dolomit Penetralisir Tingkat Keasaman Pada Tanah.
Di musim penghujan ketika intensitas hujan sedang tinggi, dapat berakibat tercucinya sejumlah unsur hara yang terkandung dalam tanah. Lantas berimplikasi terbentuknya keasaman tanah.
Proses kimia tanah tersebut mengindikasi reaksi tanah pada iklim tropis yang cenderung lembab dan basah. Yang mana hal tersebut dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Alhasil dapat mengurangi produktivitas tanaman, di mana mempengaruhi biota tanah secara signifikan. Yakni fungsi utama yang menjadi fungsi biologis pada tanah dan bersimbiosis dengan tanaman.
Di samping itu apabila PH tanah kurang dari 5, memicu kadar keasaman tanah yang alih-alih menjadi racun bagi tumbuhan. Karakteristik tanah masam yang ekstrem menjadi penyebab utama pertumbuhan tanaman tidak normal dan merana.
Dan turut berkembang biaknya microorganisme parasit (Patogen), yaitu bakteri dan jamur pengurai yang leluasa tumbuh dan berkembang dengan kondisi yang sangat baik. Yang tentunya dapat membuat tumbuhan mati perlahan.
Pada tanah asam dapat dijumpai unsur almunium yang tak sekedar bersifat racun, namun juga mengikat posfor. Alhasil posfor tak dapat diserap oleh tanaman.
Untuk itu diperlukannya langkah guna menetralisir tingkat keasaman tanah, dengan PH yang netral atau stabil. Dengan menaburi bubuk kapur pertanian dolomit, yang juga berfungsi sebagai penyubur tanaman dan perekat tanah.
Kapur dolomit merupakan batu yang menyimpan kadar kalsium dan magnesium, yang memiliki fungsi sebagai penyedia nutrisi yang amat sangat berlimpah. Disamping itu fungsi esensi lainnya adalah utuk mengolah tanah.
Karena kandungan mineral yang terdapat di dalamnya, sangat baik guna meningkatkan kualitas tanah, mengatur PH tanah yang dapat disesuaikan dengan tingkat keasaman. Sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal.
Dapat pula menstimulasi pertumbuhan akar serta mencegah terjadinya kebusukan akar, menghijaukan tanaman. Kapur dolomit mempunyai peran penting dalam dunia pertanian terkait pemeliharaan media tanam.