Bursa Loak Kaum Bawah Tak Kenal Lelah Memburu Rupiah
Bursa barang bekas ini berada di wilayah perkotaan, pemukiman padat penduduk dengan kondisi ekonomi tergolong pas-pasan. Di wilayah tersebut berjejer lapak-lapak di bahu jalan, di sepanjang kali kecil.
Tanpa kios para pelapak hanya menggelar barang dagangan beralas terpal. Ada pula yang menaruhnya di atas ambal atau jojodok dengan posisi biar barang dagangan agak terlihat tinggi.
Bursa barang loak di sini tergolong skala kecil, dekat dengan stasiun kereta serta pasar tumpah. Dan masih dengan mudahnya dijumpai sarana angkut deret becak terparkir serta gerobak.
Adapun barang yang dijajakan mayoritas second, dengan harga yang terbilang murah. Biasanya yang gemar berburu ke area loak, yakni para tukang service.Yang memiliki basic reparasi.
Yang memiliki usaha jasa service perabot rumah tangga, yang tengah mencari spare part atau onderdil yang masih berfungsi serta layak pakai. Untuk menghidupkan barang milik costumer, atau mengganti kerusakan alat dengan harga miring.
Ataupun orang biasa yang sekedar lihat-lihat, serta para pekerja bangunan sebab di tempat ini turut dijajakan beraneka barang keperluan. Seperti perkakas, perabot rumah tangga, alat-alat kelistrikan, sepatu, tongkat serta sederet sepeda bekas.
Dan masih banyak lagi ragamnya, tergantung kecermatan serta ketelitian melihat secara mendetil. Perihal barang apa saja yang dijajakan. Barangkali didapati mutiara tersembunyi alias barang berharga, dipergunakan.
Di sini kondisinya ramai, hiruk pikuk, para pedagang menjaja barang-barang loak. Yang mana seperti biasa mengangkat barang-barang bekas serta menjualnya kembali di lapak-lapak miliknya.
Namun satu yang pasti jantung dan denyut nadi ekonomi terus bergeliat, di atas roda-roda kenyataan yang bergulir di bentang rutinitas kaum bawah. Yang tak kenal menyerah memburu rupiah.
Hera Veronica Suherman