Kali di Pinggiran Kota
Dewasa ini masih saja ada di pinggiran kota, orang mencuci segala sesuatunya di kali, entah itu mandi, mencuci pakaian, mencuci piring serta melakukan serangkaian aktivitas bersih-bersih di kali.
Sedang di sebelah sudut, diletakan jamban sebagai tempat buang hajat di tepian kali, Belum lagi diperparah ulah masyarakat yang minim rasa kepedulian. Seolah kali denyut nadi kehidupan tempat melarung segala kekotoran.
Yang mana terbiasa membuang sampah sembarangan, tak sesuai pada tempatnya. Cenderung melemparkan sampah-sampah yang dijinjingnya ke dalam kali seolah kali baki penampungan limbah rumah tangga tanpa dihinggapi rasa bersalah.
Dahulu kali/sungai mengalir amat jernih, sehingga orang dapat bercermin di atas permukaannya. Namun seiring perubahan dan perjalanan waktu, rupa kali/sungai menjadi tampak keruh, hitam dan lagi berbau. Yang mana amat mempengaruhi kualitas air.
Pencemaran kali disebabkan oleh aktivitas manusia, yang menyebabkan air nyata-nyata menjadi terkontaminasi oleh zat kimia berbahaya, limbah pabrik/rumah tangga, mikroorganisme, bakteri, patogen, jamur/parasit.
Limbah Domestik berasal dari pemakaian bubuk deterjen serta penggunana sabun cuci, yang berlebihan, membuat kali kian tercemari. Tampak amat kotor dan berbuih.
Yang tentunya dapat menyebabkan gangguan kesehatan, serta dapat terinfeksi penyakit kulit lantaran bakteri/kuman/jamur yang terdapat di air yang terkontaminasi ada pun Bakteri-bakteri tersebut di antaranya : Salmonella, Esherichia Coli (E-coli), Shigella, Hepatitis A.
Semua kembali terpulang pada masyarakat memiliki kesadaran penuh serta sikap peduli pada kebersihan lingkungan sekitar. Terutama wilayah perairan yaitu kali atau pun sungai.
Serta gemar memelihara lingkungan, semakin berbudayanya masyarakat semakin mempengaruhi pola pikir. Semakin cinta kebersihan memiliki rasa menjaga. Bukan mengotori yang berdampak buruknya suatu lingkungan serta terjangkit gangguan kesehatan.
Salam Kompasiana
Hera Veronica Suherman