Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengangguran dan Hidup yang Tak Bisa Diajak Kompromi

8 Oktober 2023   15:10 Diperbarui: 9 Oktober 2023   00:24 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengangguran dan Hidup yang Tak Bisa Diajak Kompromi

Ada banyak pengangguran di Ibu Kota, dari pengangguran pendidikan hanya tamatan SD sampai dengan jenjang S1 (Strata 1).

Lantaran sulitnya lapangan kerja. Banyak perusahaan besar yang gulung tikar, serta kian ketatnya daya saing yang sesuai qualifiying guna mendapat kesempatan kerja.

Namun herannya justeru mereka yang tak menamatkan bangku sekolah yang, bergiat disektor-sektor informal. Dengan melakukan serangkaian kegiatan usaha yang tidak stuck nan.

Dibacanya peluang usaha meski masih meraba-raba, diibidiknya peluang usaha meski skala kecil. Diliriknya pangsa pasar dengan amunisi modal seadanya. Dicermati serta ditelaahnya proses yang tak semudah menyeduh mie instant.

Mereka-mereka yang notabene tak terserap lapangan kerja, serta yang harapan terpenggal lantaran rendah tingkat pendidikan. Mampu Berdikari berdiri di atas kakinya sendiri.

Dokpri
Dokpri
Menopang ekonomi dengan membuka gerai-gerai usaha, stand-stand meja penjaja serta gerobak-gerobak dorongnya. Lantaran sadar hidup tak harus berpangku tangan, harapkan lapangan kerja yang serasa jauh panggang dari api.

Harapkan pintu-pintu perusahaan terbuka lebar dan sudi menerima, serta memasuki dan menduduki lowongan-lowongan kerja yang ada. Rasanya seperti mimpi di tengah hari terik.

Untuk itu mereka bergiat usaha dan kembangkan usaha, tak kenal gengsi-gengsian. Sebab hidup tak kenyang makan gengsi tapi makan nasi.

Karenanya mereka menyebar dengan penuh sabar, mencari rezeki seperti orang tengah memancing di sungai atau pun di lautan. Melempar umpan sekian waktu menunggu lantas tak ayal umpan dimakan.

Ada banyak barisan pelamar kerja, menunggu panggilan kerja. Menunggu gaji sesuai yang dikehendaki, menunggu dan tak jemu menunggu. Sedang tuntutan hidup tak bisa diajak kompromi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun