Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jarimu Harimaumu

16 September 2023   07:42 Diperbarui: 16 September 2023   07:46 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarimu Harimaumu

Ketika berselancar di Sosial Media, di Ruang-ruang Maya, di Portal berita, menyimak semua yang ada dan terpampang di Beranda atau pun di Lini Masa.

Ada kalanya ikut terbawa suasana, dari perihal Issue-issue Politik terkini, berita-berita fresh from the oven serta meriahnya dunia hiburan di jagad maya.

Jemari pun gatal ingin mengomentari, meninggalkan jejak di kolom komentar. layaknya seperti rem blong tak terkontrol, bicara sekenanya tanpa miliki filter tak berpikir panjang berdalih spontanitas, menjadikan mulut seringan kapas.

Menebar ujaran kebencian dan ketidaksukaan terkadang nyata-nyata diutarakan to the point, tak peduli melukai rasa hingga berdarah-darah. Kata-kata menombak jiwa. Perang kata dirasuki antipati.

Dokpri
Dokpri
Semua berawal dari ujung jari-jemari, lentik namun sejatinya tajam mencabik seperti badik. Maka berhati-hatilah dengan ujung jemari, diayunkan teramat ringan.

Namun tak seringan efek yang ditimbulkan, berbuntut kerunyaman dan kekisruhan di belakang Di mana ada aksi di sana pasti ada reaksi,

Masuk ke ranah Hukum. Hukum tak bisa ditawar seperti menawar sekantung cabai dijajakan di pasar, sebab hati yang terlanjur tawar.

Maka berhati-hatilah meski hanya dengan ujung jarimu, ia tak memiliki mulut namun kata demi kata yang diketiknya amat sangat nyelekit, lantaran riuh cuit membuat terasa sakit.

Dokpri
Dokpri
Hati-hati dengan jarimu baik-buruk terletak diujungnya, hendaknya berpikir sekian kali sebelum jatuhkan kata tanpa terlebih dahulu di godok di kepala.

Pikir masak-masak agar tak terlanjur menjadi bubur, semangkuk bubur masih jauh lebih enak tuk dimakan. Bijaklah menggunakan Sosial Media.

Jakarta, 16/9/2023
Salam Kompasiana
Hera Veronica Suherman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun