Di Pintu Palang Melintang
Lagi dan lagi deret gerbong melintas, membawa remah debu ganas. Selalu senantiasa seperti itu dari waktu ke waktu tertentu di antara gaduh genta.
di sela banyaknya pengendara barisan pelintas rel baja.
Di mana-mana pintu perlintasan kereta api kerap ramai, dipenuhi pengendara yang tertahan beberapa saat lamanya lantaran jadwal kereta yang hendak lewat dan berangkat.
Di detik-detik pintu palang segera ditutup guna membiarkan rangkaian gerbong yang memiliki kepala dan ekor baja tersebut melintas di atas susunan bantalan rel beralas bebatuan tajam sudut meruncing split.
Memaksa merangsek masuk, dengan berlarian tergesa atau memacu kendaraanya menerabas pintu perlintasan berpalang. Cenderung abaikan keselamatan diri.
Sedianya bahaya nyata-nyata mengintai dengan resiko teramat besar, yakni tersambar dan tertabrak kereta KRL yang tengah datang melintas. Dapat menyebabkan terseret dan tergilas.
Merupakan murni sebuah tindak kelalaian serta sikap ketergesaan yang berujung pada terjadinya celaka dan hilangnya nyawa. Apabila demikian siapa yang patut dipersalahkan, hendaknya bersikap sabar.Tekadang ketergesa-gesaan mengundang marabahaya serta air mata, sabar barang sebentar di hadapan pintu perlintasan berpalang tak akan ada ruginya.Â
Pintu palang membuka dan menutup dalam jeda setiap harinya, merupakan hal yang biasa sebagaimana jalur lalulintas kereta, namun yang jauh lebih luar biasa adalah para pengendaranya yang disiplin tinggi tidak grasak-gusuk serta tak menerabas palang yang melintang.
9/8/2023
Hera Veronica Suherman