Perempuan Negeri Api
Lidahnya kerap kelu
bagi cerita-cerita pilu
ia telan nestapa
tak berkesudahan
Ia kunyah perlahan
remah-remah penderitan
kudapan tak mengenakan
namun buatnya kenyang
Ia sesap cerutu
tanpa terucap gerutu
dan biarkan waktu berlalu
dalam hela nafas satu-satu
Matanya jadi kubur abadi
bangkai-bangkai derita
yang terperangkap dan
menuju memfosil
Hidungnya membaui
anyir aroma luka dari
potongan-potongan kecewa
serta irisan tipis lara
Ia perempuan negeri api
ia padamkan bara dendam
mati tak menggeliat lagi
Ia jahit luka-luka jiwa
dengan jemari bergetar
di ujung sorot mata nanar
lenyapkan bias binar
H 3 R 4
Jakarta, 19/08/2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI