Kesejatian Cinta Pada Tuan
Semak terinjak
ribuan jejak kerinduan tercetak
menyeru jiwa menyambangi
seperti pendulum berayu
bak genta dibelai bayu
kuat rindu terhuyung
entah sudah berapa banyak
singgah sejenak
rebah dan terkapar
di gunduk tanah
tempat silir aroma
dikenali dan diakrabi
meski raga tak tampak lagi
sorot mata dilumuri pilu
menjilat batu nisan gagu
menggigit kepingan sedih
lantas sua dengan
anak-anak keheningan
berkeliar giras
di sekitar makam
redakan sedikit sesak
yang acapkali melonjak
"Tuan aku rindu"
ujarnya dengan bahasa pilu
dengan mata berkaca
lidah menjulur
di perjalanan waktu
tak seorang sanggup
mengukur dan mengulur-ulur
takada gonggong
hanya rebah berselimut lelah
pengabdian dan kesejatian
Cinta pada Tuan
H 3 R 4
Jakarta, 13/08/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H