Kau dan Aku Menatap Pedang Matahari
Kau dan Aku
duduk di atas kap mobil
menatap bara surya dengan
pedang-pedang cahaya
menghujam pori bumi
Kita khusyuk menatap
bulatan puripurna mencuat
dari punggung bukit dan semua
tak luput dilumuri pendar
di sela jiwa yang haus dan lapar
Kau dan aku adalah
sang kembara gemar melanglang
menjelajah medan-medan sukar
di atas ban-ban pacul roda dua
atau dibalik setir jeep bertubuh kekar
Susuri belantara lintasi gurun pasir
menaiki dan menuruni
lereng-lereng pegunungan
mencari letak surga tersembunyi
adalah mahkota bahagia
Kita tak pernah kehabisan cara
untuk menikmati setangkup bahagia
yang menjadi asupan jiwa
dan kita pun selalu menyingkirkan
keruwetan yang ada di kepala
Agar pikir tak serupa benang kusut
menggumpal dan sukar dilerai
agar wajah bahagia tak serta merta
terampas dari air muka serta
rupa senyum menyembul seperti
Senyum hangat mentari sirna
menguap pergi begitu saja
entah ke mana mungkin terjungkal
ke bawah jurang yang tak dangkal
entah kita berdua pun dilumat bara surya
H 3 R 4
Jakarta, 05/03/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H