Ke Mana Jiwa Hendak Berteduh Ingatan Riuh
Hujan deras di luar
kaca jendela kuyup kebasahan
dua cangkir kopi
cukup menghangatkan
dari sengat gigil
serasa sadis mencungkil
Lambaian pelepah nyiur
dibasuh hujan bergerak-gerak
menguak memori tersimpan
di laci ingatan nan sesak
secarik demi secarik kenangan
berhambur tak bisa kumengelak
Namun entah mengapa
kenangan seperti jadi sehelai
selimut menghangatkan jiwa
di tengah sepi dalam ruang
mengajak berlari angan hingga
jauh terlunta dalam kembara
Hujan deras menguras ingatan
bulir-bulir air seperti
berkejaran berjatuhan
berlomba merajah bentala
di sela dua pasang netra
menatap kaca jendela
Kian buram dibasuh hujan
yang terus menurus luruh
ke mana jiwa hendak berteduh
sementara ingatan riuh
berpeluh kenangan menetes
dari pori serta dahi waktu
H 3 R 4
Jakarta, 24/02/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H