Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ingatan Terperosok di Lubang Hitam

22 Februari 2023   10:52 Diperbarui: 22 Februari 2023   11:00 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Eirnemo E!104@Pinterest.com

Ingatan Terperosok di Lubang Hitam

Semesta kelam
hempaskan panah-panah hujan
meresap lubang kecil pori Bumi
menyapu jalan berselimut debu

Pencakar langit
kuyup kebasahan hanya diam
bergeming terlebih menuding
perihal hujan yang enggan jeda

Seolah tak sudi
Mentari menghangati bentala
biarkan kota membeku dalam
dekap gigil serasa menggigit

Jalanan licin
ban-ban menggilas wajah aspal
memahat ulir terkadang ban slip
lantas terpelintir di ujung stir

Kota amat riuh
dingin memeluk usap tengkuk
lalu lalang kendara tiada putus
meski langit robohkan hujan deras

Payung-payung
terkembang menghalau jarum air
berlindung di bawahnya meski
tak ayal terpercik tampias basah

Dan aku berada
di antara kerumunan orang-orang
terjebak panah-panah air yang
setiap detik menghempas keras

Mencipta genangan
dan ingatanku terperosok di dalamnya
berenang-renang di kubangan hitam
dan tak tahu ke mana arah pulang

H 3 R 4
Jakarta, 22/02/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun