Rebahkan Aku di Antara Tumpukan Bintang
Kutatap selembar langit hitam
sehitam tumpukan arang
sehitam kerak jelaga
baluri pantat dangdang
Dan hanya ada sedikit
pecahan-pecahan gemintang
tercecer lalu jatuh tepat
di manik mata buat kelilipan
Jemari angin menggiring
barisan awan layaknya
kawanan domba-domba putih
menuju antah berantah
Kau tahu aku kerap nikmati
bahasa sunyi seraya meresapi
denting kecapi bening hening bawa
setangkai bunga angan terpelanting
Lalu terjerembab ke tubir sepi
yang paling dalam sedalam
angan kugali hingga merupa
lorong-lorong amat panjang
Jalan tembusan menuju Busan
tempat harap menggamit
lengan kenyataan dan momen sua
dilumuri pendar lampu kota
Kekasih rebahkan aku di antara
tumpukan bintang-bintang
seraya kita tertawa bersama
tanpa kata tanpa suara
Hanya bahasa kasih
H 3 Â R 4
Jakarta, 21/02/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H