Menghitung Nafas Satu-satu
Lelaki ringkih menghitung
hela nafas satu-satu
seakan nafas merupa
bulir-bulir pasir di tepi pesisir
Dan disadari atau tidak olehnya
dapur pacu jantung kian melemah
mempertegas ringkih yang sepertinya
mulai menunjukkan gelagat tak ramah
Susah payah ia bernafas
dikelilingi helai udara
yang sejatinya berlimpah ruah
namun baginya hampa udara
Dadanya terlihat turun naik
pun nafasnya kembang-kempis
seperti hela nafas nyaris habis
pikirnya udara ditimbun dalam
Tabung-tabung Oksigen
yang diperjual-beli harga tinggi
semakin pucatnya wajah
seakan tak dialiri darah
Hari demi hari
menghitung nafas
nafas seperti tengah
berada di ujung tanduk
Ia sudah pasrah ke mana
jemari tak kasat mata
hendak menuntunnya
membawa ringkih raga
Masih diperkenankan
menghuni alam fana
ataukah saatnya berkemas
akhiri deritanya tuntas
H 3 R 4
Jakarta, 17/02/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H