Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghitung Nafas Satu-satu

18 Februari 2023   14:41 Diperbarui: 18 Februari 2023   17:46 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : upwork.com

Menghitung Nafas Satu-satu

Lelaki ringkih menghitung
hela nafas satu-satu
seakan nafas merupa
bulir-bulir pasir di tepi pesisir

Dan disadari atau tidak olehnya
dapur pacu jantung kian melemah
mempertegas ringkih yang sepertinya
mulai menunjukkan gelagat tak ramah

Susah payah ia bernafas
dikelilingi helai udara
yang sejatinya berlimpah ruah
namun baginya hampa udara

Dadanya terlihat turun naik
pun nafasnya kembang-kempis
seperti hela nafas nyaris habis
pikirnya udara ditimbun dalam

Tabung-tabung Oksigen
yang diperjual-beli harga tinggi
semakin pucatnya wajah
seakan tak dialiri darah

Hari demi hari
menghitung nafas
nafas seperti tengah
berada di ujung tanduk

Ia sudah pasrah ke mana
jemari tak kasat mata
hendak menuntunnya
membawa ringkih raga

Masih diperkenankan
menghuni alam fana
ataukah saatnya berkemas
akhiri deritanya tuntas

H 3 R 4
Jakarta, 17/02/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun