Di Tiang Gantung Aksara Berkabung
Tiang gantung tampak seram
kata-kata berkerumun
keriuhan mendadak hening
menyaksi kata digiring
layaknya seorang pesakitan
ke dua lengan diborgol
Kata lemah lunglai tiada daya
lalu sejenak menaiki
susunan anak tangga layaknya
hendak naik ke podium
menatap rupa kata takada pasi
sesaat hendak dijerat
Di ujung tali sebab kata diyakini
terbitkan kekisruhan
mengusung Mentari Demokrasi
panasnya membakar
dan hembuskan geliat semilir
angin topan perubahan
Tanpa banyak kata dan tak gentar
mati satu aksara maka
tumbuh seribu aksara-aksara lainnya
bagai berondong peluru
menderu dalam seru suara nurani
yang enggan dikebiri
Usah gantung kata sebab kata
telah faham sejatinya
ia harus berada di kubu mana
meski ditindas namun
tak jemu ia berteriak lantang
sebelum di vonis mati
Jangan gantung aksaraku
sebab ia akan tetap
hidup menghantuimu buatmu
terkencing-kencing
seraya lari pontang-panting
takut bukan kepalang
Di tiang gantung semua turut berkabung
H 3 R 4
Jakarta, 17/02/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H