Jeruji di Matamu
Apa yang kau lihat
sunyi menganyam jeruji
tangan-tangan besi
menghantam kening pasi
Lantas retak di sana sini
seiring hasrat dikebiri
sepasang mata pezina
dikerangkeng hingga tak liar
Layaknya ayam diumbar
lapar syahwat nan gawat
ingin mereguk manis madu
dari cawan-cawan belum koyak
Ke mana tiang rambu
mengatur perihal larangan
tak kudapati ia berdiri tegak
terpancang seperti ujung tombak
Â
Laksana ditinju kepal lengan
hingga rebah lalu terinjak
hanya menyisa tapak jejak
di selembar hitam benak
Deras sapuan gelombang hasrat
hidupkan molek penari syahwat
meliuk basahi dan banjiri
isi kepala menggelepar menjalari
Lalu menjangkiti dan menggigit
punggung-punggung sepi
jeruji di matamu sekat mujarab
tundukan pandanganmu
H 3 R 4
Jakarta, 11/02/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H