Dunungan dan ART
Bibiiii... suara sang majikan
melengking nyaring
merobek pagi yang hening
membuat kuping sontak keriting
Dan burung-burung tengah asyik masyuk
bertengger di bentang kabel listrik
di depan rumah terperanjat seketika
lalu terbang berhambur memilih kabur
Mendengar suara empunya rumah
pagi-pagi mencipta gaduh bergemuruh
nada-nada penyuruh pada buruh
yang wajib patuh tak boleh mengeluh
Terlebih berani protes tanpa ba-bi-bu
esok tanggal muda gajian itu pun
kalau tak alami keterlambatan
sudah pasti dipangkas hingga
Gaji yang sudah kecil
kian bertambah ciut saja
sebentar-bentar main pangkas
buat tubuh serasa lemas
Sebab saban hari keringat terperas
wara-wiri ke sana,- ke mari
persis seperti teriskaan
menngosok di setiap lipatan
Kalau tak ingat kebutuhan harian
amat menekan dan miliki
pundi-pundi rupiah selain jadi ART
tentulah ia sudah angkat kaki
Dari rumah majikan yang
sebentar-bentar penyuruhan
tak bisa melihat orang nganggur
serasa diri robot bernyawa
Sang Majikan suaranya serak
lantaran sebentar-bentar teriak
Buat sang ART pun lari tergopoh-gopoh
menghampiri sang dunungan
Dengan leher menggantung serbet
dan dahi digelayuti bulir-bulir keringat
sebesar biji jagung diseka punggung lengan