Di Manakah Pialang Bahagia
Seorang bocah kecil
menatap tertegun dari kejauhan
kerlap-kerlip lampu komidi putar
dengan sepasang matanya yang bundar
Cahaya pendar seakan
melumat selembar langit kelam
mempertegas muram melumuri
suasana hati yang digelayuti awan sendu
Dan keriuhan anak sebaya
bermain di arena terbitkan gelak tawa
seperti menjelma belati mencabik
gendang telinga mengiris suka cita
Hingga koyak tak berbentuk
rupa bahagia telah lama tak dikenali
sebab ia dipaksa keadaan
mereguk pahit kenyataan
Hingga ia tersedak
takada kamus bersenang-Senang
bahagia terhunus seperti
batang-batang pohong pinus
Membuatnya kerap rasakan haus
di manakah pialang bahagia
serasa ingin ia reguk meski hanya
setetes saja sebagai penawar rasa
Di ujung lidah-lidah kebas pahit
H 3 R 4
Jakarta, 03/02/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H