Aspal Memahat Jejak Si Embok
Langkah-langkah lelah
hela nafas terengah
serasa jauh bentang jarak
namun kau mengubur teriak
Aspal memahat jejak Si Embok
bergelut dengan tajam
pisau kenyataan meski tak lagi
selincah belut tak berpikir kalut
Dalam erat peluk uzur
enggan berpangku tanggan
terus mengais harap
di antara tampah dan bakul
Berjalan terseok di bentang hari
patahkan kaki waktu buatnya
rasakan ngilu dan ditepiskan lelah
di ujung pori keringat terperah
Aspal memahat jejak Emak
trotoar saksi perjungan
tak surut langkah meski
tarikan nafas kian melemah
Si Embok kasihmu sepanjang jalan
walau tapak kaki terbelah
digigit kesemutan serta raga berselimut
renta punggung diganduli pegal
Kau tetap memangku tampah
mengipasi sekujur penat
dengan sehelai jarik serta
menggendong bakul
Tempat tanggung jawab kau pikul
demi pendaringan terisi
kenyangkan perut hari ini
entah esok hari yang masih jadi misteri
H 3 R 4
Jakarta, 10/01/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H