Jangan Ambil Terang Benderang dariku
Daun pintu menyeruak
hanya ada gulita liar memagari
aku berjalan meraba-raba
menerabas tirai pekat
Tanpa pendar lentera
ujung kakiku terantuk
tak ayal langkahku
terhuyung dan limbung
Lututku mencium lantai
aku meringis menahan gerimis
bola mataku tak menangkap
secercah cahaya di ujung sana
Ketakutan-ketakutan dalam diri
tak kasat mata sejatinya
merupa hantu giras berkeliar
lintasi ruang-ruang di kepala
Menjarah tentram dan damai
hanya cengkram runcing
kuku-kuku ketakutan berkilat
serasa remukan tulangbelulang
Tak lama terdengar daun pintu
dihempas angin keras terbanting
katakutan kian melenting
aku mengkeret layaknya ulat meringkel
Aku hanya tergagu
seraya menekur diri dalam
kerubung selimut pekat
betapa nikmat Indra penglihatan
Jangan ambil terang benderang dariku
agar aku tak rasakan gelap duniaku
H 3 R 4
Jakarta, 03/01/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H