Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Singgasana Damai

24 Desember 2022   13:56 Diperbarui: 24 Desember 2022   14:15 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Motherandson@pinterest.com

Singgasana Damai

Si kecil terus meronta di pangkuan
nampaknya ia tengah kehausan
dahaga yang minta dipuaskan

Naluri keibuan membaca gelagat
rengeknya yang tak tertahan
tubuhnya menggelepar tak bisa diam

Senandung lirih penghantar tidur
tak jua mempan buatnya lelap
seraya pejam lebih dalam

Ia masih saja meronta dalam amuk
dan serta tak jemu memerah air mata
hingga bulir-bulir pecah dalam isak

Naluri seorang ibu mencuat
disalurkannya cairan putih
disertai sentuhan teramat lembut

Ditatapnya buat hati lekat
sorot mata penuh curahan
kasih sayang amat deras

Sederas Asi keluar dan diseruput
kuat-kuat maka terdengarlah
suara kecipak di sela tersedak

Tak lama rengekan pun mereda
sang ibu kembali bersenandung merdu
menyentuh gendang telinga sang buah hati

Kidung bahasa kasih
penghantar lelap raga meniti
satu demi satu anak tangga mimpi

Membawa pada lelap
di antara sentuh tapak lengan ibu
menghantarkan pada singgasana damai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun