Emak Kerap Berdiri di Depan Gerobak
Emak kerap berdiri di depan
gerobak Mie Ayam
meracik Mie bertabur
cacahan Ayam
sesuai pesanan
Belasan tahun dilakoni
tiada pernah jemu
dan enggan berkeluh kesah
sebab mengeluh baginya
hanya sia-sia buang tenaga
Emak kerap sumringah
senyum merekah
baginya senyum tulus
dihadiahkan pada para pembeli
sembari membawa baki
Bola matanya didapati
pecahan gemintang
bersinar amat benderang
aku pun tertarik.memetik
sebongkah berlian
Berkedip manja
di kedua.manik mata Emak
sebagai cenderamata
tuk dibawa pulang cuma-cuma
seiring perut nan kenyang
Emak tak tahu perihal
hari dan tanggal.yang ia tahu
hanya saat berbelanja ke pasar
dan mengolah ayam hingga matang
lantas menjaja Mie Ayam
Seperti saat ini.Emak tak ingat
22 Desember angka keramat
Emak dilumat kesibukan berniaga
hingga alpa hari teristimewa
yang sejatinya menjadi miliknya
Dan jadi milik semua
perempuan-perempuan
tangguh bertameng gerobak kayu
dengan semangat menderu tak layu
Ah Emak aku rindu
semangkuk Mie Ayam
buatan lenganmu
rasa nikmat di ujung lidahku
seperti kadung mencandu
H 3 R 4
Jakarta, 22/12/2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI