Terang Bulan Tak Seterang Harapan
Letih sungguh letih
mengayuh sepeda berpalang jari-jari
dengkul serasa leklok
seperti hendak lepas dari engselnya
Serasa mengukur jalan nan amat
panjang yang tak
diketahui di mana letak ujungnya
teteskan bulir peluh
Didapati sepasang mata tua ditiup
silir angin raga ringkih
digigir usia jatuh terkulai tertidur
dalam posisi terduduk
Tak kuasa dijamah kantuk memberat
mengganduli pelupuk
lelah erat memeluk selembar tubuh
di atas remuk redam
Terang bulan tak seterang harapan
seperti pungguk
rindukan bulan di atas bentang
jalan kehidupan
Deras cucuran peluh sederas
doa-doa dilangitkan
tak banyak pinta hanyalah
sentangkup harap
Makanan yang dijajakan disambangi
pembeli hingga dapat
melenggang pulang dengan hati riang
bukan kepalang
H 3 R 4
Jakarta, 14/12/2022