Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Patah

9 Desember 2022   20:25 Diperbarui: 9 Desember 2022   21:01 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : watchdog-dragon fly@pinterest.com

P a t a h

Semua yang patah tak dapat
kembali ke bentuk semula
sejatinya ia telah koyak dikoyak
lengan-lengan keadaan

Dan patahannya
menyisa parutan trauma
memutus helai sayap harap
yang dengan kepaknya

Semestinya ia dapat
terbang tinggi tak luruh
di atas tanah kecewa seraya
terkulai tiada berdaya

Menyisa hanyalah
daksa nan ringkih dan
sepotong jiwa menggelepar
hidup segan mati serasa enggan

Patah tak kuasa bangkit lagi
sebab sendi-sendi harap
serta denyut nadi-nadi bahagia
diputus sekerat sembilu kecewa

Patah ranting hanya
mencipta gemertak namun
patah hati hendak kemana
mencari pialang berisi penawarnya

Kepak-kepak sayap asa
tak kuasa lagi mengudara
jelajahi bentang semesta rasa
hingga hanya tergolek tak molek

H 3 R 4
Jakarta, 09/12/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun